Daerah

Orasi dan Aksi Teatrikal Santri Annuqayah Sumenep Suarakan Antisampah

Ahad, 27 Agustus 2023 | 19:30 WIB

Orasi dan Aksi Teatrikal Santri Annuqayah Sumenep Suarakan Antisampah

Para mahasantri melakukan orasi lingkungan antisampah dengan menampilkan musikalisasi puisi dan teatrikal berjudul Gurimdam Sampah Ahad (27/8/2023). (Foto: dok Instika)

Sumenep, NU Online
Ada yang unik dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Integratif Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur. Salah satu hal yang menjadi sorotan warga adalah para mahasantri melakukan orasi lingkungan antisampah serta menampilkan musikalisasi puisi dan teatrikal dengan judul Gurimdam Sampah di depan warga Marengan Laok, Ahad (27/8/2023).


Koordinator Desa (Kordes) KKN Integratif Posko 51, Ach Syafi'e mengatakan, kegiatan ini dihelat sesuai dengan proposal Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berjudul Membangun Kesadaran dan Peduli Lingkungan dalam Mengatasi Problem Sampah.


Dalam proposal itulah terpampang jelas bahwa problem sampah menjadi target pengabdian tematik. Sejak dulu hingga sekarang, sampah sering menjadi momok bagi masyarakat di Desa Marengan Laok, Kecamatan Kalianget, Sumenep, dan tidak ditemukan benang merah guna menekan angka sampah.


"Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya hidup sehat dan tidak dikelolanya sampah rumah tangga serta didaur ulang menjadi barang yang berdaya jual, menjadi PR bagi mahasantri yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi selama 1 bulan," ujarnya.

 

Dijelaskan, aksi ini merupakan ikhtiar penyadaran kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Juga ajakan pada petugas sampah dan warga dalam menertibkan sampah dan merawat lingkungan agar terhindar dari penyakit diare, Demam Berdarah Dengue (DBD), gatal-gatal, bau tak sedap, dan lainnya.

 

"Apa arti merdeka kalau buminya masih tidak bebas dari sampah? Jangan wariskan bumi yang kumuh kepada anak cucu kita. Kebanyakan sampah tidak jatuh dari dahan melainkan jatuh dari tangan," ungkapnya saat berorasi di atas viar dengan menggunakan megafon.


Penampilan teatrikal santri
Koordinator PkM Posko 51, Khairur Jazil Al-Faizi menjelaskan, musikalisasi puisi dan teatrikal Gurindam Sampah adalah sebuah lakon yang diadaptasi dari puisi Kiai M Faizi, pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Al-Furqan Sabajarin. Puisi-puisinya dimuat di koran dan majalah seperti Republika, Aula, Pikiran Rakyat.


"Puisi itu ditampilkan sesaat sebelum lomba gerak jalan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Marengan Laok. Hal itu ditampilkan tidak lain untuk mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, utamanya meminimalisir dan mencegah sampah," ungkapnya.

 

Sedangkan orasi lingkungan anti sampah digelar bertepatan lomba gerak jalan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia yang dihelat Pemdes setempat.

 

"Kami start orasi dari depan kantor Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan berakhir di situ pula. Selain berorasi, kami dan teman-teman memungut sampah di jalanan serta memilahnya atau membedakan jenisnya, yakni organik dan anorganik," terangnya.


Ia menyebutkan, alat-alat kampanye sampah dan musikalisasi pusi cukup sederhana. Terdiri dari viar armada sampah, sapu lidi, sekop, stand mac, megafon, kantong sampah, bas duduk, djembe, dan sejenisnya. Sebagian alat milik Pemdes, menyewa, dan beli sendiri pakai uang pribadi, seperti cat kayu yang nantinya dijadikan pewarna di bener ataupun kain.


"Selama 1 bulan, kami beserta teman-teman yang notabene santri mukim pesantren Annuqayah Lubangsa akan total merealisasikan program. Salah satu program unggulan kami adalah mendorong dan membantu Pemdes membuat laboratorium sampah," tandasnya.


Berikut teks pusi M Faizi dengan Judul Gurindam Sampah (Plastik)


Plastik diciptakan untuk berhemat
Agar jenggala tidak dibabat
Lalu dibuat wadah nan cuai
Hilang manfaat sekali pakai
Plastik styrofoam sangatlah praktis
Sulit diayom tak bisa habis
Serpihan plastik daba di laut
Ikan berkutik mati terpujut
Kini manusia sibuk sendiri
Sampahnya rua di sana sini
Wahai manusia yang akil balig
Kamu mengapa, kok sangat degil
Cobalah hitung dalam sehari
Polahmu lancung atau bestari?
Dahulu orang berpopok perca 
Dicuci ulang caranya ranca
Kini berpopok sekali pakai
Limbah nan bopok tak tepermanai
Kotak cerangka darurat saja
Jika tak caba sampah tiada
Tundalah barang tak jadi limbah
Janganlah orang boros dan lalah
Agar perapu memulung sampah
Pisah di hulu mudah dipilah
Bukanlah hendak menolak sampah
Jika kau bijak kendalikanlah
Sampah berlimpah kau buat ulah
Sumpah serapah untukmu tulah
Mari merawat hijaukan bumi
Jaga mintakat tetaplah asri
Wajib bagimu menjaga alam
Kare
na itu, kau hanya pinjam

2020.