Daerah

Tampil Memukau dengan Busana Daur Ulang Sampah di Lomba Fesyen HUT Kemerdekaan RI

Sab, 19 Agustus 2023 | 10:00 WIB

Tampil Memukau dengan Busana Daur Ulang Sampah di Lomba Fesyen HUT Kemerdekaan RI

Salah satu santri peserta lomba fesyen mengenakan busana berbahan daur ulang sampah (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online
Enam santriwati Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Sumenep yang tampil di fashion show menyita perhatian masyarakat. Pasalnya, bahan baju mereka adalah barang-barang daur ulang sampah. Penampilan mereka dilakukan saat lomba yang diadakan dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Indonesia di halaman pesantren setempat di Desa Aengdake, Bluto, Sumenep.


Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum, Kiai Zamzami Sabiq Hamid menjelaskan, sampah menjadi salah satu problem yang selalu mengganggu masyarakat, khususnya di lingkungan pesantren. 


"Terkadang kita pun kebingungan apa yang harus dilakukan dengan sampah. Untuk itu selain menanamkan kepedulian santri terhadap sampah dan lingkungan, serta mencoba melakukan usaha kreatif pengelolaan sampah, akhirnya kami berinisitif mengadakan lomba fashion show busana daur ulang sampah," ujarnya kepada NU Online, Jumat (18/8/2023).


Sebelum lomba dimulai, lanjutnya, santri harus bisa merancang busana berbahan dasar sampah daur ulang yang kemudian ditampilkan dalam fashion show.


"Di moment 17 Agustus, kami menyebutnya kegiatan 'Merdeka dari Sampah'," ungkap Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Sumemep.


Ia melaporkan, ada 6 desain baju yang ditampilkan perwakilan dari santri putri Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Model dan tema busana serta rancangan santri juga bermacam-macam.

 

"Lucu-lucu, ada yang model peri, penyihir bahkan model putri raja. Ini semua bagian dari usaha kreatif santri," ucap Kiai Zamzami.

 

Baju berbahan dasar sampah itu, lanjutnya, dirancang selama satu pekan. Mulai dari proses mencari ide, merancang dan mendesain baju, sampai pada pembuatannya. 

 

"Kita lombakan secara kelompok sehingga kesulitannya mereka harus bisa memadukan ide-ide dari anggota kelompoknya yang menghasilkan desain yang menarik dan sesuai," terangnya.

 

Kiai muda yang diamanahi Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Sumenep ini menyatakan, kegiatan ini baru pertama diadakan di Pesantren Nasyrul Ulum. Karena pengetahuan santri masih terbatas dengan 6 model baju dan semuanya model untuk putri. 

 

"Tak diduga, ternyata hasil kreasi santri luar biasa dan antusiasme santri luar biasa," puji Kiai Zamzami.


Ia mengutarakan, sebenarnya di pesantren memiliki wadah Komunitas Santri Pecinta Lingkungan. Hanya saja agak vakum berkegiatan sejak pandemi Covid-19 menggurita di seluruh dunia.


"Oleh karena itu, kami jadikan momentum menggiatkan kembali program sekolah sampah dari komunitas santri pecinta lingkungan yang lama vakum. Untuk saat ini santri masih fokus pada baju," tandasnya.