Daerah

Pagar Nusa Terbiasa Mandiri dan Ikhlas dalam Berjuang

Sel, 28 Januari 2020 | 04:00 WIB

Pagar Nusa Terbiasa Mandiri dan Ikhlas dalam Berjuang

Tim Pagar Nusa (PN) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makhdum Ibrahim (STITMA) Tuban, Jawa Timur. (Foto:NU Online/Syarif Abdurrahman)

Tuban, NU Online 
Tim Pagar Nusa (PN) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makhdum Ibrahim (STITMA) Tuban, Jawa Timur berhasil menyapu gelar dalam pertandingan Panda Championship 2020. Total lima mendali berhasil diraih tim STITMA. Dengan perincian satu emas, satu perak dan tiga perunggu.
 
Menurut Pembina PN STITMA Tuban Rinwanto, PN telah berkontribusi menyiapkan kader Nahdlatul Ulama yang bermental baja dan berfisik sehat. Karena dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
 
“Kita rutin latihan setiap minggu dan mereka juga bertugas saat pasukan pengamanan wisuda. Program atletik atau kejuaran di antaranya mengikuti event di berbagai lomba,” katanya, Senin (27/1).
 
Prestasi yang membanggakan ini diraih oleh Frida, Sinta, Zahrul Himam, Arif Ali Nurdin, dan Zunit. Keberhasilan ini karena tim sudah mempersiapkan dengan matang serta latihan yang istiqamah.
 
Atas prestasi ini, STITMA dan Pengurus Cabang (PC) Pagar Nusa Tuban memberikan apresiasi kepada para juara yang dikemas dengan acara tasyakuran dan doa bersama yang dilaksanakan di Auditorium Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban.
 
“Sesuai dengan program pemerintah yang fokus pada Sumber Daya Manusia (SDM), kita dari STITMA juga ikut nyumbang lewat Pagar Nusa,” tambah Rinwanto.
 
Alumni Universitas Darul Ulum Jombang ini menjelaskan, kader Pagar Nusa sejak dini sudah diajarkan untuk mencintai kiai dan Indonesia. Ini jadi modal penting dalam membantu pemerintah mengembangkan potensi masyarakatnya.
 
“Teorinya kalau mau berhasil maka cintai sesuatu itu. Nah, kader PN ini sudah cinta mati sama Indonesia. Tidak perlu diragukan. Seharusnya dilibatkan dalam bangun bangsa. Mana mungkin program pemerintah bisa berhasil kalau yang didik tidak cinta Indonesia,” tegasnya.
 
Ia menegaskan, pernyataannya ini bukan bearti pihaknya mengemis perhatian pada pemerintah. Tapi lebih pada efisiensi penggunaan uang rakyat. Sehingga nanti hasilnya bisa diukur dan bermanfaat buat orang banyak.
 
Sangat disayangkan uang rakyat digunakan untuk membiayai orang yang kemudian balik merusak rakyat. Kaidah kemanfaatan tidak ada di sini. “Kader PN terbiasa mandiri, kita diajarkan Ikhlas dalam berjuang, ini modal penting dalam bergerak,” tandasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin