Ngawi, NU Online
Inkopsim (Induk Koperasi Syirkah Muawanah) membuktikan komitmennya untuk membantu petani ‘menjual’ jagungnya. Hal ini setidaknya bisa dilihat dari digelarnya Panen Perdana Jagung di Desa Plumpuh, Kecamatan Rejuno Kabupaten Ngawi Jawa Timur, Selasa (26/2).
Panen tersebut ditandai dengan pemotongan tongkol jagung oleh Deputi Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi & UKM RI, H Abdul Kadir Damanik di sebuah persawahan di Desa Plumpuh.
Menurut Ketua Umum Inkopsim, HM Al Khaqqoh Istifa, panen jagung tersebut akan ditindak lanjuti dengan pengiriman jagung pipil kering sawah ke sejumlah perusahaan yang telah menjalin MoU dengan Inkopsim.
“Ini langkah awal untuk membuat petani tersenyum. Nanti kami akan mengirimkan sekitar 120 ton jagung pipil kering sawah sesuai kapasitas maksimal drayer perhari. Harga yang kita beli dari petani juga lumayan,” tukasnya seperti rilis yang diterima NU Online.
Ia menambahkan, petani juga bisa memproduksi jagung berkualitas asalkan diedukasi dan diberi pendampingan dengan baik dari hulu sampai hilir. Sehingga pemerintah tidak perlu impor jagung karena petani bisa menyediakan jagung berkualitas.
“Kita bisa kirim jagung dengan kadar air 14% , sesuai permintaan kualitas pabrik dari Sidoagung Group Cirebon dan Magelang,” lanjutnya.
Gus Khaqqoh berharap agar Pemeritah Kabupaten Ngawi membuat aturan yang intinya jagung tidak boleh dijual tanpa ‘diolah’ terlebih dulu agar produksi jagung memberikan nilai tambah bagi petani.
“Tidak hanya Ngwai, tapi daerah lain juga perlu membuat aturan serupa agar jagung memberikan nilai lebih pada petani setempat,” tukasnya.
Panen jagung tersebut selain dihadiri oleh Deputi Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi & UKM RI, H Abdul Kadir Damanik, juga hadir Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, dinas terkait, pengusaha dan petani jagung serta perwakilan PT Sidoagung Grup. (Aryudi AR).