Daerah

Para Dai di Aceh Didorong Aktif Halau Radikalisme

NU Online  ·  Jumat, 15 April 2016 | 05:00 WIB

Pidie, NU Online
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme kembali melaksanakan dialog pelibatan masyarakat dalam penanggulangan paham radikal dan terorisme di Provinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie, Kamis (14/4).

Kegiatan yang terlaksana atas kerja sama dengan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Provinsi Aceh ini diikuti para dai dari beberapa kabupaten di sekitar Pidie. Sebanyak 200 pesarta menghadiri acara di aula SMK N 2 Kecamatan Sigli, Kabupaten Pidie tersebut.

Ketua FKPT Provinsi Aceh Yusni  Sabi mengatakan, kegiatan kali ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Provinsi Aceh khususnya warga Kabupaten Pidie dalam mewaspadai paham radikal dan terorisme di Aceh.

Guru Besar UIN Sumatra Utara Syahrin Harahap yang hadir dalam kesempatan itu berpandangan, mempertemukan dai dalam satu forum sangat tepat karena dai merupakan ujung tombak bagi umat Islam dalam memberikan pemahaman agama. Ketika dai menyampaikan ajaran agama yang benar, maka tidak akan ada paham radikal dan terorisme di Aceh.

Mokhtar, Kepala Dinas Syariat Islam Banda Aceh, menambahkan, perdamaian Aceh merupakan tanggung jawab semua warga. “Kita harus bersama-sama dalam menghalau berbagai paham radikal dan terorisme di Aceh. Jangan biarkan Paham Radikal melukai dan mengoyak wagra Aceh, mari perkuat silaturahim,” katanya.

Kegiatan tersebut berlangsung selama sehari, dan dihadiri pula oleh Wakil Bupati Pidie M. Iryawan, Direktur Perlindungan BNPT Herwan Chaidir, Masu’d Halimin dari The Nusa Institute, perwakilan Kesbangpol provinsi dan kabupaten.

Wakil Bupati Kabupaten Pidie M. Iryawan berharap kegiatan ini bisa menjaga perdamaian di Aceh dan mencegah secara dini bahaya paham radikal dan terorisme di Kabupaten Pidie secara khusus dan Aceh secara umum.

Tujuan dari kegiatan ini di antaranya adalah peningkatan kapasitas dai dari segi penyusunan materi dakwah yang bernuansa rahmatan li’alamin dan moderat seperti tema persamaan sesama manusia dan ukhuwah insaniyah dan ukhhuwah islamiyah, kemajemukan, perbedaan pendapat, toleransi dan sebagainya. (Red: Mahbib)