Batang, NU OnlineÂ
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Batang, Achmad Taufik mengatakan, Fatayat harus mengambil peran wewujudkan Batang yang guyub rukun, hal ini sesuai dengan ajakan Bupati Batang Wihaji.
Hal itu disampaikan Ahmad Taufik di acara puncak peringatan Hari Lahir) ke 69 Fatayat Nahdlatul Ulama dan sekaligus peringatan Hari Kartini yang dihelat Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Batang Jawa Tengah, Ahad (21/4) di Pendopo Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang.Â
"Acara Harlah Fatayat diperingati bertepatan dengan hari Kartini. Semangat kartini itulah yang kita ambil dan menjadi dorongan bagi Fatayat bisa meneladaninya untuk turut serta membangun bangsa," ungkapnya.
Ketua PC Fatayat NU Batang, Erna Dwi Palupi kepada NU Online mengatakan, acara peringatan tersebut dimulai dengan apel bersama yang diikuti sebanyak 450 anggota, kemudian dilanjutkan dengan berbagai lomba, di antaranya lomba senam Islam Nusantara, dakwah, mars Fatayat dan merias tumpeng.Â
"Kegiatan peringatan Harlah Fatayat ini sekaligus memperingati hari kartini dengan tujuan agar para kader Fatayat NU bisa meneladani semangat Kartini dalam hal kesetaraan gender," jelasnya.Â
Dikatakan, Fatayat memiliki salah satu program kerja unggulan yaitu sosialisasi kesetaraan gender kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut diharapkan mampu mendorong perempuan untuk terus berkarya dan mengabdi baik kepada keluarga maupun lingkungan sekitar.
"Terbukti Fatayat sebagai salah satu Badan Otonom (Banom) NU, telah menjadi wadah bagi perempuan untuk menyetarakan hak dan peran perempuan, artinya Fatayat di organisasi NU posisinya berada di tengah-tengah transisi, mulai dari pelajar menuju ke muslimat," papar Erna.Â
Erna mengatakan, lomba yang digelar dalam memperingati hari Kartini, terdiri dari empat kategori dan memiliki masing-masing pesan. Mulai dari lomba senam Islam Nusantara, maskudnya agar memperkuat Fatayat secara fisik, menyanyikan mars Fatayat dan Yaa Lal Wathan sebagai pemicu semangat dalam mencintai organisasi dan negara.Â
Kemudian lomba merias tumpeng, agar Fatayat menyadari meskipun memiliki berbagai kesibukan namun tidak lepas dari urusan dapur. Sedangkan lomba pidato bertujuan mencari kader Fatayat yang bisa berdakwah menyebarkan nilai-nilai Aswaja.Â
"Saya juga berpesan kepada perempuan meskipun dalam semangat kesetaraan gender namun tidak boleh lupa terhadap kodrat perempuan yang harus paham posisi di keluarga dan masyarakat. Jadilah Istri Solehah, teladan bagi anak-anak dan teladan bagi masyarakat," pungkasnya. (Iwan/Muiz)