Terorisme dan radikalisme merupakan kejahatan yang luar biasa. Tindakan yang sangat tidak dibenarkan walaupun dengan dalih atas nama agama ini harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Penanganannya pun perlu dengan cara yang luar biasa, termasuk antisipasi secara berkesinambungan sehingga tidak akan muncul lagi cikal bakal dan bibit kejahatan yang merugikan umat manusia ini.
Inilah penegasan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Khairuddin Tahmid sesaat setelah mengikuti acara nonton bareng film yang berjudul "22 Menit" di The Premiere XXI Mal Kartini, Bandar Lampung, Kamis (19/7) malam.
"Terorisme ada karena ada cikal bakalnya, ada bibit dan embrionya yaitu pemikiran yang radikal. Makanya harus dicegah dari awal agar tidak berkembang dan tidak memunculkan aksi yang lebih berbahaya lagi," ungkapnya.
Menurutnya Polri memegang peranan penting dalam penanganan terorisme ini khususnya dalam proses penegakan hukum. Peran Polri juga penting dalam upaya pencegahan penyebaran radikalisme.
"Penegakan hukum yang efektif akan dapat memberikan perubahan yang signifikan sekaligus memperoleh legitimasi dan dukungan publik terhadap negara. Dalam hal ini Polri sudah berupaya melakukan deteksi yang baik, penyidikan secara ilmiah, serta aksi yang terencana dalam melakukan operasi pemberantasan terorisme," terang Dosen UIN Raden Intan Lampung yang juga Ketua Umum MUI Lampung ini.
Ia pun merekomendasikan film 22 Menit ini ditonton oleh seluruh masyarakat agar tahu bagaimana perjuangan Polri dalam melawan dan memberantas terorisme. Film tersebut menurutnya mampu menambah semangat dan komitmen bersama dalam memerangi terorisme melalui strategi yang dicontohkan dan dilakukan oleh Polri.
Film 22 menit paparnya, merupakan film yang diangkat dari kisah nyata kejadian aksi pengeboman di Jalan MH Thamrin pada Januari 2016. Film drama-aksi Indonesia yang dirilis pada 19 Juli 2018 ini disutradarai oleh Eugene Panji serta Myrna Paramita.
Film ini menggambarkan bagaimana Polri melakukan penanganan, deteksi dan penindakan yang dikemas sangat modern sehingga sangat menarik sekali untuk ditonton dan diresapi makna dan pesan-pesan yang ada didalamnya.
"Mari tonton film ini dan dukung terus aparat kepolisian untuk terus menjaga kondusifitas serta keamanan negara ini. Kondisi damai dan tenang selalu diharapkan oleh seluruh elemen bangsa sehingga segala aktifitas termasuk beribadah pun dapat berjalan dengan baik, khusyu', dan tenang," pungkasnya.
Beberapa tokoh Provinsi Lampung pun nampak ikut nonton bareng Film 22 menit ini diantaranya Kapolda Lampung Irjenpol Suntana, Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal, Kajati Susilo Yustinus, Kepala BNNP Tagam Sinaga, dan Jajaran Forkopimda Provinsi Lampung. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
Terkini
Lihat Semua