Penjajah Incar Kopi, Kini Santri di Jember Melestarikannya
Senin, 17 Agustus 2020 | 00:15 WIB
Suasana peresmian Gudang Pabrik Kopi BIKLA di Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, yang ditandai dengan pengguntingan pita. (Foto: NU Online/Aryudi AR )
Aryudi A Razaq
Kontributor
Jember, NU Online
Alumnus pondok pesantren ternyata juga piawai dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. Walaupun pesantren fokus pada pendalaman ilmu-ilmu agama, tapi bukan berarti santri tidak bisa merintis dan mendirikan usaha. Salah satu contohnya adalah Imam Bukhari. Ia sejak beberapa tahun yang lalu mendirikan home industri untuk memproduksi kopi merk Barokah Ibrahimy Kopi Lereng Argopuro.(BIKLA).
Dengan usaha yang ulet, dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, kopi BIKLA berhasil memikat hati masyarakat. Pemasarannya melalui jaringan alumni pesantren cukup efektif untuk mendongkrak penjualannya.
“Saya menyebut home industri ini sebagai pabrik. Kenapa, karena kata-kata adalah doa. Semoga ini benar-benar menjadi pabrik yang besar kelak,” ujar Ustadz Bukhari saat memberikan sambutan dalam peresmian Gudang Pabrik Kopi BIKLA di Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad (16/8).
Menurutnya, perkembangan BIKLA yang cukup pesat itu tak lepas dari doa dan barokah para kiai dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Dusun Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
Dikatakan, nama BIKLA sebuah nama yang mengisyaratan ada keterkaitan dengan pondok pesantren tersebut. Sebab Raden Ibrahim adalah nama asli KH Syamsul Arifin yang tak lain adalah pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, sekaligus ayahanda KH As’ad Syamsul Arifin.
“Alhamdulillah saya pernah nyantri di situ, dan ini juga barokah dari beliau-beliau,” tambahnya.
Ustadz Bukhari menegaskan, kopi BIKLA merupakan bukti bahwa santri juga peduli terhadap geliat perekonomian masyarakat . Sebab bahan baku BIKLA dipasok oleh masyarakat petani kopi di Desa Tugusari, sebuah desa yang terletak di lereng gunung Argopuro.
“Kami ingin memberdayakan petani kopi di sekitar kita. Sebab mereka sering dirugikan. Selain harga biji kopi yang tidak stabil, mereka juga terjebak dalam pembiayaan sistem ijon,” terangnya.
Sementara itu, wakil Ikatan Keluarga Santri dan Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS), Nyai Hj Hasanah Thohir menyatakan bersyukur alumnus pesantren dapat berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Ustadz Bukhari, bukan sekadar mengejar keuntungan tapi juga berfungsi melestarikan buah ‘penghilang’ kantuk tersebut.
“Santri juga perlu memikirkan ekonomi dan beraksi nyata di lapangan,” katanya saat didapuk memberikan sambutan.
Ia berharap agar peringatan Kemerdekaan RI bulan ini dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat masyarakat dalam bertani kopi sehingga komoditas yang satu ini tetap menjadi ikon kebanggaan warga Jember. Disampaikan, kopi Jember memang cukup terkenal di dunia karena rasanya yang khas sehingga tidak heran jika penjajah selalu mengincarnya.
“Bahkan penjajah Belanda juga sangat mencintai kopi Jember, dan mengangkut kopi kita ke negaranya. Oleh karena itu, marilah kita (petani) bangkit. Jadikan kopi tetap sebagai kebanggaan Jember,” pungkasnya.
Peresmian Gudang Pabrik Kopi BIKLA dihadiri oleh sejumlah tokoh, di ataranya adalah Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jember, H Babun Suharto, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Jember HM Misbahus Salam, Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jember Achmad Fathur Rosyid, dan Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember, MN Harisudin.
Dalam kesempatan itu, para anak yatim dan hadirin mendapatkan santunan dan paket sembako dari Ustadz H Fathurrahman dan Baznas Jember.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
4
Respons Pergunu soal Wacana Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
5
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
6
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
Terkini
Lihat Semua