Daerah

Perdalam Kajian Kitab Kuning, Ikatan Santri Lasem Inisiasi Bahtsul Masail

Sel, 19 Juli 2022 | 23:00 WIB

Perdalam Kajian Kitab Kuning, Ikatan Santri Lasem Inisiasi Bahtsul Masail

Para santri Lasem saat mengikuti kegiatan rutin di pesantren. (Foto: Dok PP Lasem)

Rembang, NU Online
Pembina Lajnah Bahtsul Masail (LBM) Pesantren Al-Hidayat Lasem, Jajang Abdul Hamid, mengatakan bahwa Ikatan Santri Lasem Bani Ma'shoem (ISLBM) berinisiatif menggelar bahtsul masail dalam rangka memperdalam kajian kitab kuning khas pesantren.


“Karena di dalam bahtsul masail tentu ada argumen-argumen antara satu dengan lainnya. Otomatis santri akan mengasah dan belajar kembali pengetahuan yang ada di dalam kajian kitab kuning khas pesantren,” tuturnya kepada NU Online melalui telepon seluler, Selasa (19/7/2022).


Jajang mengatakan ada tujuh pesantren di Lasem Rembang yang akan ikut. “Al-Hidayat, An-Nuriyah, Kauman, Asy-Syakiriyah, Al-Aziz, Al-Fath, Al-Hikmah. Keseluruhannya adalah pesantren bani Ma'shoem,” imbuh Jajang, sapaan akrabnya.


Rencananya, lanjut dia, kegiatan tersebut diselenggarakan secara rutin setiap malam Selasa Wage. Tempatnya di pesantren-pesantren Bani Ma'shoem secara bergilir.


“Dipilihnya malam Selasa karena memang kebanyakan pesantren libur kegiatan belajar mengajar di hari itu. Oleh karena itu, kami menyesuaikan dengan pondok-pondok yang ikut serta dalam acara kami,” ujarnya.


Alumnus Pesantren Al-Hidayat Lasem itu menambahkan, acara tersebut merupakan wadah untuk santri-santri Lasem bersilaturrahim dan mengenal satu sama lain.


Jajang menegaskan, bahtsul masail itu akan lebih banyak membahas kajian-kajian fiqih dan permasalahan-permasalahan kontemporer yang ada di masyarakat.


“Ke depan, kita juga berencana mengambil atau menyaring pertanyaan-pertanyaan langsung dari masyarakat,” ungkapnya.


Ia juga menuturkan, acara yang rencananya berlangsung pukul 19.30 WIB itu akan melibatkan langsung para pengasuh pesantren yang akan ditempati.


“Jadi, pengasuh atau mungkin gus-gus nya kita minta untuk menjadi mushohih (yang membenarkan pendapat) dalam kegiatan bahtsul masail nantinya,” jelas Jajang.


Ia mengaku, para pengasuh pesantren banyak memberikan dukungan, sehingga siap apabila sewaktu-waktu tempatnya dijadikan sebagai tempat kegiatan tersebut.


Jajang berharap, adanya kegiatan bahtsul masail menjadikan santri-santri lebih berpikir inklusif, dapat saling menghargai pendapat orang lain, dan juga dapat mengasah intelektualitas santri.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori