Daerah

Perempuan Tak Cukup Jadi Aktivis, Harus Imbangi dengan Prestasi

NU Online  ·  Senin, 4 Maret 2019 | 04:30 WIB

Perempuan Tak Cukup Jadi Aktivis, Harus Imbangi dengan Prestasi

Sekolah Islam Gender Kopri Komisariat Polines, Jateng.

Semarang, NU Online
Usai kegiatan Musyawarah Pimpinan Nasional atau Muspimnas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang berakhir akhir Februari lalu, rombongan dari Komisariat IAIN Pontianak Kalimantan Barat melihat kegiatan Sekolah Islam Gender. 

Kegiatan dilaksanakan Korp PMII Putri (Kopri) Komisariat Galang Sewu Politeknik Negeri Semarang (Polines), Jawa Tengah pada Sabtu (2/3). Kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Al- Istiqomah Meteseh Semarang dengan tema Optimalisasi Perempuan dalam Mewujudkan Eksistensi Berorganisasi.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut dihadiri dengan total 47 peserta. Selain dari Kopri Polines sendiri ada pula dari sejumlah kampus di Jawa Tengah. 

Sekolah ini dilaksanakan Kopri Komisariat Galang Sewu Polines ini merupakan pertama kalinya dikarenakan baru menjadi Badan Semi Otonom di tahun 2019. Kegiatan berlangsung selama dua hari yaitu Jumat hingga Sabtu (1-2/3) dengan titik kumpul pemberangkatan pada hari di Komisariat Polines. 

Majelis Pembina Komisariat atau Mabinkom Semarang, Hamami dalam sambutannya menyampaikan perihal gerakan perempuan berdasarkan konsep dasar Islam yang pada dasarnya perempuan memiliki porsi gerakan yang sama dengan laki-laki dalam ranah gerakan sosial.

Tiara Sari selaku Ketua Komisariat IAIN Pontianak, Kalimantan Barat turut berbagi terkait keorganisasian dan gender dalam forum tersebut. 

Kepada peserta dia menyatakan perihal kesetaraan kondisi sosial antara laki-laki dan perempuan. “Perempuan harus berani. Dan selama perempuan bisa dan mampu menjadi pemimpin, bukanlah suatu masalah untuk dilakukan,” katanya.

Menurutnya, ketika dalam ruang lingkup kesetaraan, perempuan kerap mendapatkan statmen buruk ketika berorganisasi dan berkarir lantaran pulang hingga larut. “Hal itu adalah suatu hal yang lumrah dan justru menjadi pelecut bagi perempuan karir untuk mematahkan anggapan dengan segudang prestasi,” ungkapnya.

Karena itu dirinya mengajak peserta tak semata menjadi aktivis biasa. “Gen sebagai perempuan harus mampu setara dalam hal kepemimpinan, pendidikan, dan prestasi,” urainya.  

Dian Ayu Pratiwi mengemukakan kegiatan diisi dengan aneka tema. “Kegiatan ini diisi dengan tema-tema menyangkut kesetaraan gender dimana hal ini diawali dengan materi satu tentang konsep dasar Islam," jelasnya.

Materi selanjutnya berbicara tentang gender dan gerakan perempuan, perempuan perspektif fiqih, perempuan perspektif Al-Qur’an dan Hadits. "Dan yang terakhir hukum Islam  Idonesia,” tandas Ketua Komisariat Polines ini. (Linawati/Ibnu Nawawi)