Daerah

Pergunu Jatim Dorong Pendidik Tingkatkan Budaya Literasi 

Sab, 16 November 2019 | 22:00 WIB

Pergunu Jatim Dorong Pendidik Tingkatkan Budaya Literasi 

Pembukaan Diklat Penguatan Budaya Literasi Menulis oleh PW Pergunu Jatim. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Lumajang, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Timur melihat bahwa budaya literasi sejumlah pengajar masih kurang. Harusnya p0ara pendidik dituntut untuk terus melakukan aktivitas menulis di tengah kesibukan mengajar. 
 
“Guru harus memiliki jiwa literasi yang tinggi. Membaca dan menulis adalah kunci bagi guru NU,” kata H Sururi, Sabtu (16/11).
 
Penegasan tersebut disampaikan Ketua PW Pergunu Jatim ini pada Diklat Penguatan Budaya Literasi Menulis yang dipusatkan di Hotel Soemenake Senduro Lumajang. Kegiatan diikuti seratus peserta pilihan yang merupakan guru NU se-Jawa Timur. 
 
Menurut H Sururi, kelemahan para guru NU belum memiliki budaya menulis dengan baik. Padahal beberapa tokoh pendiri jamiyah belum sempat dimintai pendapat dan pandangan terkait Pergunu, namun telah meninggal. 
 
“KH Tolchah Hasan adalah salah satu tokoh NU yang belum sempat ditulis wawasan dan keilmuan tentang Pergunu. Ini mubadzir kalau guru tidak mengambil satu titik keilmuan para pendahulu kita,” tegas mantan Ketua Pengurus Cabang Pergunu Gresik tersebut.
 
H Sururi mengajak para guru NU untuk terus aktif membaca dan menulis, agar tidak lagi kehilangan jejak keilmuan para tokoh Pergunu. 
 
“Setelah pelatihan penguatan budaya literasi bagi guru NU, semua peserta wajib menulis. Baik itu karya ilmiah populer atau karya ilmiah,” kata pria kelahiran Gresik ini.
 
Untuk menindaklanjuti itu, PW Pergunu Jatim akan membuat antologi karya ilmiah populer dan jurnal ilmiah. 
 
“Kalau semua ini menulis, maka akan ada 100 jurnal ilmiah dan antologi karya ilmiah populer,” terangnya.
 
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, KH Jamaluddin Ahmad mengatakan bahwa keagamaan warga Kecamatan Senduro beragam. Semua agama ada mulai Hindu, Budha, Kristen, Katolik, Islam dan Konghucu. 
 
“Di sini mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, sedangkan Islam minoritas,” jelasnya.
 
Kiai Jamaluddin Ahmad mengatakan desa ini telah disurvei oleh Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB Jawa Timur untuk dijadikan destinasi wisata religi. 
 
“Dengan kehadiran Pergunu di Senduro menjadi spirit bagi dakwah,” tandasnya. 
 
 
Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi