Daerah HARI SANTRI 2018

Peringatan Hari Santri, Momentum Tegaskan Tiga Hal

Sab, 27 Oktober 2018 | 13:45 WIB

Jember, NU Online
Dalam rangka memeriahkan Hari Santri 2018, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Alumni (IKA) PMII Jember bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Pondokjoyo, Kecamatan  Semboro menggelar Kirab Santri & Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa, Sabtu (27/10). Kirab yang start di halaman pesantren yang diasuh oleh KH Abd, Rauf tersebut, dikuti oleh 600 santri dan wali santri.

Setelah  menyusuri jalan-jalan  protokol di Desa Pondok Joyo, kirab berakhir di tempat start, dan dilajutkan dengan istighosah dan doa bersama.

Dalam sambutannya, ketua panitia, Samanhudi menegaskan bahwa kirab  tersebut dimaksudkan untuk  memperingati Hari Santri 2018. Hari santri perlu diperingati untuk mengenang  jasa-jasa para santri yang telah berpartisipasi dalam  memerdekakan Indonesia dari cengkeraman kuku penjajah. Dengan mengenang  jasa santri, diharapkan akan timbul apresiasi sekaligus semangat  untuk melestarikan hasil perjuangan para santri.

“Jadi ini sepenuhnya murni untuk Hari Santri, tidak ada unsur politik meski saat ini sudah memasuki  tahun politik,” tukasnya saat memberikan sambutan.

Sementara itu, Ketua PC IKA PMII Jember, Akhmad Taufiq  menyatakan, peringatan Hari Santri  2018 tersebut  menjadi  momentum untuk menegaskan tiga hal. Pertama,  santri dan pesantren merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI.  

“Diakui atau tidak santri dan pesantren telah memberikan kontribusi besar terhadap berdiri dan tegaknya NKRI,” urainya.

Kedua, eksistensi santri dan pesantren perlu diakui oleh siapapun, termasuk oleh pemerintah, tanpa ada upaya menghadap-hadapkan di antara keduanya. Ketiga, sebagai ormas yang berhaluan Aswaja, katanya, IKA PMII senantiasa menyerukan kepada semua pihak, agar kehidupan bangsa ini tetap dalam kondisi seimbang dan damai.

“Bertolak dari hal tersebut, isu apapun dalam situasi politik saat ini,yakni berkenaan dengan Pileg dan Pilpres, perlu ditangkap dengan jernih, termasuk isu-isu yang menggunakan kalimat tauhid sebagai isu politiknya,” jerlasnya (Red: Aryudi AR).