Daerah GEMPA SULBAR

Perjalanan Banser Kirim Bantuan ke Desa Terisolasi Pasca-Gempa Sulbar

Jum, 22 Januari 2021 | 08:45 WIB

Perjalanan Banser Kirim Bantuan ke Desa Terisolasi Pasca-Gempa Sulbar

Relawan Ansor-Banser mengantar bantuan ke wilayah terisolir di Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Majene. (Foto: Ansor Sulteng)

Majene, NU Online

Ulumanda adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang terdampak gempa bumi bermagnitudo 6,2 SR pada Jumat (15/1) dini hari pekan lalu. Gempa mengakibatkan tanah longsor mengisolasi empat desa di Ulumanda.

 

Akibatnya, empat desa tersebut tidak tersentuh bantuan. Media-media memberitakan hingga Kamis (21/1) kemarin masyarakat empat desa ini makin kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.

 

Bertujuan meringankan beban warga di Kecamatan Ulumanda, Ansor Sulawesi Tengah mengirimkan bantuan ke Ulumanda. "Alhamdulillah bantuan sembako bisa tersalurkan dengan diangkat secara gotong-royong seluruh kader Ansor-Banser Sulteng dan Sulbar," kata Ketua GP Ansor Sulawesi Tengah, M Alamsyah, Jumat (22/1).

 

Ia mengatakan, rombongan yang tergabung dalam tim Ansor Sulteng sebanyak 11 orang, kemudian PC Ansor Majene 25 orang, PC Ansor Polman 20 orang. Mereka mendistribusikan bantuan sembako ke Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene.

 

"Kondisi jalanan sangat rusak yang sulit dilalui kendaraan roda dua. Andai bisa lewat, itu harus dipikul. Namun, hasil rapat kami rencananya akan jalan kaki sepanjang tiga kilometer dengan memikuk bantuan sembako tersebut," imbuhnya.

 

Distribusi sembako ini dikomandoi langsung Ketua PW GP Ansor Sulbar, Ketua PC GP Ansor Majene dan Kasatkorcab setempat.

 

Dalam video dan foto-foto yang diterima NU Online, tampak para relawan mengangkut barang bantuan, melewati tanah bekas longsoran di kaki perbukitan. Jalan di antara tanah bekas longsoran ini pun berada di dataran yang curam, yang memerlukan kehati-hatian bagi mereka yang melintasinya.

 

"Alhamdulillah bantuan bisa masuk melalui akses sepeda motor dan jalan kaki untuk mengangkat barang bantuan. Ansor membawa sembako menuju desa yang terisolir. Banyaknya longsoran tidak bisa masuk  semua barang diturunan di tempat kemudian diangkat secara para relawan yang hadir dari ini," kata Putra Syahreza Dansatgas Gempa Sulbar dari Banser Sulteng pada video tersebut. 

 

111 orang meninggal dunia

Sementara itu, Kepala Subseksi Siaga dan Operasi Badan SAR Nasional Sulawesi Barat Muhammad Fathur mengatakan, hingga Rabu (20/1) tercatat 111 korban gempa Sulawesi Barat. Rinciannya, sebanyak 90 korban meninggal dunia, 18 orang selamat, dan tiga dinyatakan hilang.

 

"Untuk total adalah 111 orang, dengan perincian 79 orang meninggal di Mamuju, 11 orang di Majene, selamat 18 orang di Mamuju, hilang dan dinyatakan tidak ditemukan tiga orang," kata Fathur diberitakan Kompas.com.

 

Ia melanjutkan, untuk tiga orang yang dinyatakan hilang tersebut dilaporkan di Dusun Aholeang, Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene. Korban yang dinyatakan hilang, Basarnas telah berusaha melakukan pencarian selama lima hari. Pencarian terhadap tiga orang tersebut dihentikan. Ia juga menjelaskan empat alasan mengapa proses pencarian tiga orang itu dihentikan.

 

Pertama, sesuai SOP Prosedur Operasi SAR, itu dilaksanakan selama tujuh hari operasi SAR. Sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan. Tim SAR sudah melakukan operasi pencarian selama lima hari dibantu dengan pihak TNI-Polri, serta seluruh instansi organisasi potensi SAR, dan dibantu oleh K-9. Meski sudah dibantu oleh K-9, kata dia, korban yang dilaporkan hilang itu tak kunjung ditemukan.

 

"Kedua, struktur geologi tanah tidak stabil. Jadi sehingga untuk pertimbangan selama lima hari operasi SAR itu tidak memungkinkan untuk dilakukan secara maksimal. Karena dari atas diambil gambar diperkirakan radius yang tertimbun itu kedalaman kurang lebih sekitar 50 meter," ujarnya.

 

Selain itu, radius lebar yang tertimbun diperkirakan 100-200 meter. Kemudian alasan ketiga, adanya gempa susulan yang dapat membahayakan tim SAR mengevakuasi. Alasan keempat, sudah diterbitkannya surat pernyataan dari keluarga korban yang disertai tandatangan pihak terkait.

 

"Sehingga proses dengan adanya surat pernyataan itu maka operasi SAR di Kabupaten Majene, khususnya di Dusun Aholeang, Desa Mekatta, Kecamatan Malunda dihentikan berdasarkan surat pernyataan dan kesepakatan dari seluruh instansi terkait dan tim SAR gabungan," katanya.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori