Probolinggo, NU Online
Dalam rangka memberikan pemahaman dan pendalaman tentang Gender dan Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah), Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Terbuka (UT) bekerja sama dengan Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kraksaan Probolinggo Jawa Timur mendirikan Sekolah Gender dan Aswaja (Ganra), Ahad (8/4).
Program ini menjadi khas kajian PKPT IPNU-IPPNU UT dan PAC IPNU-IPPNU Kraksaan yang digelar secara insidentil di kampus UT di lingkungan Pondok Pesantren Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (SAQA) Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo.
Sekolah Gender dan Aswaja ini diikuti oleh 60 orang peserta terdiri dari PAC dan pengurus PKPT IPNU-IPPNU UT. Serta para mahasiswa Universitas Terbuka. Para peserta terlihat sangat serius dan antusias menyimak dan mendengarkan pemaparan pemateri.
Selama kegiatan Sekolah Gender dan Aswaja berlangsung, peserta mendapatkan materi dari narasumber yang berasal dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Kraksaan serta Pondok Pesantren Darullughoh wal Karomah Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan.
Ketua PAC IPNU Kraksaan Amir meminta agar mahasiswa dan pelajar NU tetap menjaga ukhuwah dan kekompakan. Sebab ini merupakan ciri khas dari PAC IPNU-IPPNU Kraksaan dan PKPT IPNU-IPPNU UT.
“Jaga keseimbangan antara berorganisasi dan kuliah/belajar, karena tidak jarang kita jumpai beberapa mahasiswa molor karena tidak tepat waktu lulusnya. Ini merupakan sesuatu yang sangat dibenci oleh jajaran pengurus cabang IPNU Kota Kraksaan,” katanya.
Meskipun sangat sederhana, tetapi antusias para peserta sangatlah tinggi, kegiatan ini ditutup dengan ramah tamah yang dipimpin oleh Ketua PKPT IPNU Agung Dwi Cahyo dan Ketua PAC IPNU Kraksaan Amir. (Syamsul Akbar/Muiz)