Daerah

Pesan Almarhum Ayah Selalu Diingat Lulusan Terbaik STAI Al-Ma'arif Way Kanan Ini

Sab, 26 Juni 2021 | 11:00 WIB

Pesan Almarhum Ayah Selalu Diingat Lulusan Terbaik STAI Al-Ma'arif  Way Kanan Ini

Widodo Cipto bersama Ibu dan salah satu anggota keluarga. (Foto: Istimewa)

Way Kanan, NU Online
Widodo Cipto, terpilih sebagai lulusan terbaik wisudawan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Ma'arif Way Kanan periode 2020/2021. Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Way Kanan, Lampung ini lulus dengan IPK 3,78 pada Jurusan Syariah, Program Studi Hukum Keluarga atau Ahwal Al-Syakhsiyah.


Widodo sempat tidak menyangka ketika namanya disebut sebagai penyandang predikat cumlaude, melihat banyak teman yang hebat dan juga berprestasi. Satu hal yang selalu ia ingat sebagai amanah dari ayahanda sebelum wafat yakni pendidikan merupakan segalanya dan sangat berguna bagi sesama.


"Alhamdulillah, tentu hal ini menjadi salah satu kado terindah bagi orang tua saya. Karena satu langkah telah selesai dilalui," ujarnya.


Pemuda kelahiran Negeri Batin, Way Kanan, 11 Februari 1999 itu mengungkapkan, banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi di bangku perkuliahan. Selain dirinya berasal dari keluarga menengah ke bawah, ia pun harus berjuang melawan keterbatasan-keterbatasan yang ada.


Sejak lulus SMA, Widodo sudah diajarkan untuk hidup mandiri oleh orang tuanya. Bahkan ketika memasuki dunia perkuliahan, waktu ia bagi dengan mengajar ekstrakurikuler Pramuka di SD dan SMP dekat rumahnya.


Tak hanya itu, untuk membiayai kuliahnya selama empat tahun terakhir, ia pun tidak keberatan menjadi petugas kebersihan di salah satu kantor pemerintah daerah.


"Saya menyadari, saya berasal dari keluarga sederhana. Oleh sebab itu saya bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik agar dapat mengangkat derajat keluarga," kata Widodo kepada NU Online, Jum'at (25/6).


Terkadang ada momen, ujarnya melanjutkan, di mana ia merasa minder dan malu dengan kawan sebaya. Namun ia berprinsip selagi hal tersebut halal dan tidak merugikan orang lain, mengapa tidak!.


Perjuangannya tak henti sampai di situ. Suatu ketika ia pernah menangis dan sempat ingin mengundurkan diri. Pasalnya, ketika sedang melaksanakan KKN, ia jatuh sakit dan pada saat itu pula pembayaran uang semester sudah mencapai batas waktu.


"Pada saat itu memang lagi tidak ada uang, saya juga tidak ingin membebani keluarga. Namun, berkat semangat dan dukungan dari ibu serta keluarga, saya pun tetap berjuang sampai saat ini," tutur Alumni SMAN 1 Blambangan Umpu, Way Kanan ini.


Menjadi lulusan terbaik, Widodo menyusun skripsi yang berjudul Analisis Hukum Islam terhadap Perkawinan Semanda dalam Masyarakat Lampung Pepadun, Studi Kasus Kampung Negeri Batin, Kecamatan Umpu Semenguk, Kabupaten Way Kanan. Skripsi ini mengupas tentang perkawinan yang menarik garis keturunan dari sang ibu.


Dalam melakukan riset, Widodo mengungkapkan hambatan yang ia hadapi di antaranya sedikitnya jurnal dan buku yang tersedia di kampus secara offline maupun secara online di internet. Namun hal tersebut ia siasati dengan memperbanyak narasumber dari tokoh adat maupun agama setempat.


Widodo mengungkapkan, tidak ada tips khusus yang ia lakukan dalam meraih impian di kampus tercinta.


Ia menyadari jika dirinya bukan orang yang pintar dan beruntung. Dari kelemahan yang dimiliki, ia belajar untuk lebih gigih dalam menghadiri perkuliahan, juga aktif dalam berdiskusi.


Yang paling utama baginya ialah menghormati para dosen dan tidak sungkan untuk bertanya. Serta tidak lupa untuk selalu berdoa kepada sang Maha Pencipta.


"Salah satu dosen saya pernah berkata: Sukses itu relatif. Kita lahir ke dunia saja sudah sukses. Dan kita kuliah saja merupakan sebuah kesuksesan, karena tidak semua orang bisa kuliah," tegasnya.


Bagi Widodo, kuliah sembari aktif berorganisasi bukan suatu hal yang mudah. Namun hal itu banyak membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih gigih dan lebih kuat menghadapi permasalahan.


Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Muhammad Faizin