Daerah

Pesan Gus Reza untuk Santri-Alumni Pesantren Lirboyo Kediri

Sab, 1 Mei 2021 | 07:15 WIB

Pesan Gus Reza untuk Santri-Alumni Pesantren Lirboyo Kediri

KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) Lirboyo Kediri Jawa Timur. (Foto: Dok. NU Online)

Kediri, NU Online
Sebelum memasuki libur panjang, Pesantren HM Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri Jawa Timur menggelar Muwada'ah Akhirussanah (perpisahan akhir tahun). Dalam sambutan atas nama keluarga besar pesantren, KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) memotivasi alumni angkatan 2021 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.


“Namanya mencari ilmu tidak hanya di bangku madrasah, tidak hanya di bangku sekolah. Banyak cara kita bisa mendapatkan ilmu,” kata Gus Reza di hadapan para santri alumni pesantren tersebut, Kamis (29/4) malam.


Lebih lanjut, Gus Reza menyatakan mencari ilmu bisa di majelis ta’lim, bisa melalui daurah, halaqah, dan pengajian lain. Gus Reza meminta kepada santri untuk bisa memilah dan memilih guru yang akan dipelajarinya.


“Sebagai seorang murid, guru yang kita jadikan teladan yang bisa digugu dan ditiru, adalah guru yang betul-betul bisa membuka hati kita, guru yang betul-betul memiliki sanad yang tembus sampai Rasulullah SAW,” tutur kiai muda jebolan S-3 UGM Yogyakarta ini.


“Pilihlah guru yang tidak hanya mentransformasi keilmuan kepada kita. Akan tetapi, yang betul-betul bisa mentarbiyah kita sehingga kita menjadi seorang yang alim, seorang yang memiliki perhiasan akhlak yang indah,” sambung Gus Reza.


Ia menekankan pentingnya sanad keilmuan kepada santri yang akan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Apalagi di zaman serba digitalisasi seperti ini di mana sanad keilmuan mulai diremehkan. Santri kini memilih belajar instan melalui media sosial. 


Gus Reza kemudian mengutip dhawuh KH Mahrus Ali tentang kewajiban pencari ilmu. Pertama, kutubun shahah. Santri harus memiliki kitab yang sanadnya nyambung hingga Rasulullah SAW.


“Kedua, saihun fattah. Santri harus memiliki guru yang bisa membuka hatinya untuk mencapai apa yang dia tuju. Ketiga, 'aqlun rajjah. Jadi, santri harus memiliki akal yang diasah untuk menyerap segala ilmu yang ia dengarkan dari gurunya,” ungkapnya.


Di saat santri sudah berilmu dan memiliki tiga hal di atas, lanjut Gus Reza, santri harus menjaga akhlaknya ketika sudah di rumah. “Kalian harus betul-betul menghiasi ilmu dengan akhlakul karimah, akhlak yang mulia,” tegasnya.


“Seorang yang memiliki ilmu setinggi apapun, ketika dia tidak menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia, niscaya dia tidak ada harganya di tengah masyarakat,” tandas kiai muda alumnus Yaman ini.


Gus Reza meminta para santri untuk menerapkan pelajaran akhlak yang diperoleh dari pesantren kapan pun dan di mana pun. “Pesan saya, ilmu dari pesantren jangan sekalipun disia-siakan dan dikesampingkan tanpa diamalkan sama sekali,” tegasnya.


Acara yang diselenggarakan di Halaman SMK Al-Mahrusiyah ini dihadiri siswa tingkat akhir lembaga pendidikan tersebut mulai dari SD, SMP, MTs, MA, SMK, hingga MQQ Tamatan Madrasah Diniyah angkatan 2021.


Kontributor: Ahmad Nahrowi
Editor: Musthofa Asrori