Pesantren Badridduja Menuju Perguruan Tinggi
NU Online · Jumat, 20 September 2013 | 08:04 WIB
Probolinggo, NU Online
Pesantren Badridduja di Dusun Karang Juwet Kelurahan Kraksaan Wetan Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur hendak mengembangkan pendidikan mereka dengan pendirian perguruan tinggi.
<>
Meski terbilang sebagai pesantren yang terbuka dengan perubahan zaman, Pesantren Badridduja hingga saat ini belum mampu merealisasikan impiannya mendirikan perguruan tinggi. Padahal siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi paska kelulusan Aliyah cukup besar.
Kendalanya, kata Kepala Pesantren Badridduja Ahmad Hilmi Imamah, sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Pesantren Badridduja saat ini masih banyak lulusan S1. Padahal, syarat mengajar di perguruan tinggi, harus menyandang S2. Kendati demikian, pihak pesantren telah melayangkan proposal pendirian perguruan tinggi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia pada tahun 1998.
Hanya saja, karena belum memenuhi syarat, pengajuan tersebut ditolak. Kendati demikian, Hilmi mengaku akan terus berusaha hingga keinginan tersebut dikabulkan atau tercapai. Saat disinggung kapan rencana realisasi perguruan tinggi diwujudkan, Hilmi mengatakan belum bisa memastikan. “Insya Allah ke depan akan segera terwujud. Yang jelas cita-cita besar untuk mendirikan perguruan tinggi tersebut akan terus diperjuangkan,” ungkapnya.
Pesantren Badridduja berdiri 28 Januari 1967 silam. Pendirinya adalah Almarhum KH Badri Mashduqi asal Desa Perenduan Kecamatan Pragean Kabupaten Sumenep.
Awalnya, di tanah seluas satu hektar itu hanya berdiri bangunan masjid dan rumah sederhana yang ditempati KH Badri Mashduqi. Dalam perjalanannya, kini pesantren yang dikepalainya sudah memiliki kantor dan ruangan yang representatif dan memenuhi syarat sebagai tempat belajar. Nama Badridduja dipilih menjadi nama pesantren, selaras dengan cita-cita sang pendiri.
Pada tahun 1969, Pesantren Badridduja mendirikan TK Raudlatul Athfal. Disusul kemudian pendirian Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 1970. Dan pada tahun 1972, Kiai Badri mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Selanjutnya pada tahun 1982, pesantren tersebut mendirikan Madrasah Aliyah (MA). (Syamsul Akbar/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
5
PBNU Terima Audiensi GAMKI, Bahas Isu Intoleransi hingga Konsensus Kebangsaan
6
Kisah Di Balik Turunnya Ayat Al-Qur'an tentang Tuduhan Zina
Terkini
Lihat Semua