Daerah

Pesantren Bentuk Karakter Umat Islam

NU Online  ·  Sabtu, 7 September 2013 | 08:02 WIB

Demak, NU Online
Pesantren merupakan pusat pendidikan hakiki yang menjadi corong NU. Pendidikan pesantren membentuk karakter umat dengan pengamalan didikan langsung dari ilmu yang diperoleh santri dari kiainya.
<>
“Ilmu yang hakiki tentu di pesantren. Pesantren mengajarkan kehidupan sebenarnya. Kenyataan ini berbeda dengan sistem sekolah yang mengajarkan ilmu pendidikan,” kata Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dalam acara halal bi halal dan Halaqoh Alim Ulama serta Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat (Masura) di Pesantren Fathul Huda asuhan KH Zainal Arifin Ma’shum, Demak, Jawa Tengah, Selasa (3/9).

KH Hasyim Muzadi juga menjabarkan pesantren yang melahirkan sekaligus pencetak para ulama. Sedangkan kiai pesantren sebagai penyandang gelar salafussholih merupakan para pendiri NU sebagai pengajar aqidah aswaja dengan ilmu mahdhoh. Pada gilirannya mereka menata umat dalam organisasi melalui ilmu ulama salaf.

Akhlak atau pemikiran ulama menjadi sandarannya. Dengan sistem pengajaran khusus,  pesantren meneruskan agama rahmatan lil alamin yang diajarkan Walisongo.

Ulama dalam pendidikan pesantren, sambung KH Hasyim Muzadi, mengajarkan akhlaq atau pemikiran agama yang sesuai ajaran para wali dan salafussholih. Dan kini mereka menjadi corong NU murni yang berpusat di pesantren.

Acara halal bi halal, halaqoh dan Masura kemarin diikuti ribuan warga NU. Kecuali itu, kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh. Mereka yang tampak hadir ialah Pengurus PP LAZISNU H Fathan, Rais Syuriyah PCNU KH Alawi Mas’udi dan jajarannya, Bupati Demak, Pengasuh PP API Teglrejo Magelang KH Yusuf Khudlori, Ketua PC Ansor Demak dan sejumlah banom NU.


(A Shiddiq Sugiarto/Alhafiz K)