Daerah

Pesantren Darul 'Ulum Jombang Beri Kesempatan Santri Berinternet

Ahad, 4 Agustus 2019 | 01:30 WIB

Pesantren Darul 'Ulum Jombang Beri Kesempatan Santri Berinternet

KH Zu’em Widjaja As’ad pada acara Silaturahim Awal Sanah di Pondok Pesantren Darul 'Ulum, Jombang.

Jombang, NU Online
Para santri harus siap menghadapi kenyataan. Bahwa saat ini arus informasi dan perkembangan media sosial demikian menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan.
 
Santri dengan dasar perangai luhur harus menguasai internet. Hal tersebut supaya dunia maya tidak diramaikan kabar bohong dan pengikut paham mengakirkan atau takfiri yang kian hari semakin massif memanfaatkan media sosial.
 
Penegasan ini disampaikan KH Zu’em Widjaja As’ad pada kegiatan awal sanah dan silaturahim dengan ribuan wali santri baru Pondok Pesantren Darul ‘Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur.
 
“Bagi Pesantren Darul ‘Ulum, khususnya saya pribadi berpendapat bahwa santri dengan basic akhlak yang luhur harus menguasai internet. Supaya dunia maya, termasuk media sosial tidak diramaikan kabar hoaks dan pengikut paham takfiri yang kian hari kian massif memanfaatkan medsos,” katanya, Sabtu (3/8).
 
Secara khusus, Kiai Zu’em, sapaan akrabnya berpesan kepada wali santri agar tidak mengungkapkan kerinduan mereka kepada putra-putrinya lewat media sosial dari mulai facebook, instagram atau twitter, serta lainnya.
 
“Karena hal itu akan menjadi beban pikiran anak sehingga mengganggu fokus belajar mereka di pesantren,” jelas alumni Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta  seangkatan dengan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno ini.
 
Menurut Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Jombang  tersebut, di Darul 'Ulum, santri pada jam tertentu tertentu diperbolehkan mengakses internet.
 
“Hal ini  supaya mereka tidak seperti katak dalam tempurung,” ungkapnya.
 
Namun demikian, Kiai Zu’em tidak menampik bila sebagaian pesantren melarang santrinya membuka internet. “Tentu mereka punya pertimbangan sendiri yang harus kita hormati,” ungkapnya.
 
Lebih jauh, Wakil Ketua APTISI atau Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Jatim ini jangan sampai internet justru mengubah para santri.
 
“Maka kita harus berubah sebelum generasi penerus kita diubah oleh paham-paham yang tadak bersikap tasammuh atau toleran dan tawassuth yakni moderat dalam menghadapi perbedaan,” urainya.
 
Pimpinan di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang ini kemudian menjelaskan bagaimana para santri demikian memiliki energi masa depan yang membanggakan. 
 
“Coba lihat sebagian anak-anak kita yang menyimpan energi masa depan di pancaran matanya itu,” katanya. Amat disayangkan bila anak-anak seusia mereka tidak dikenalkan pada tantangan masa depan yang sesungguhnya, lanjutnya.
 
Kemarin Pondok Pesantren Darul ‘Ulum memiliki kegiatan yang cukup padat. 
Sejak pukul 10 hingga 1 siang adalah awal sanah dan silaturahim bersama 3.200 walisantri baru dengan pengasuh terkait sosialisasi aturan pondok dan peran orang tua. 
 
Sedangkan pada pukul 2 siang hingga 4 sore yakni silaturahim wali santri baru dengan komite, terkait kebijakan sekolah atau madrasah di masing-masing lembaga pendidikan formal. (Ibnu Nawawi)