Nasional

Dialog Gus Sholah dan Ulama Lebanon

Jum, 26 Juli 2019 | 22:00 WIB

Dialog Gus Sholah dan Ulama Lebanon

PCINU Lebanon berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang.

Jombang, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon bersama Mustasyar PCINU Lebanon Syekh Abdul Hadi Al-Khorsah Ad-Dimasqyi, melakukan kunjungan silaturahi, ke kediaman pendiri NU di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
 
Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) mengatakan pondok pesantren di Indonesia sebetulnya sudah berdiri dan berperan aktif untuk masyarakat sejak 500 tahun yang lalu. Salah satu pesantren tua yang sampai saat ini masih kokoh berdiri adalah Pesantren Sidogiri yang berumur hampir 300 tahun. 

Kemudian jumlah pondok pesantren dan madrasah diniyah yang terhitung sampai saat itu berkisar 28.000 buah. Rata-rata tidak dibantu dana oleh pemerintah kecuali sangat sedikit sekali. "Mereka membangun secara mandiri serta mengembangkan dengan bantuan tangan-tangan dermawan beserta masyarakat," kata Gus Sholah.
 
Ia juga menyampaikan ke depan pondok pesantren mau tidak mau harus siap menerima tantangan global, di mana ada persoalan seperti ekonomi dunia, konflik Timur Tengah sedang dikuasai oleh Barat. "Maka pondok pesantren harus siap menanggulangi itu dengan cara memperkuat ekonomi Islam yang kembalinya kepada maslahat umat," ujarnya

Disebutkan Gus Sholah, para alumni Pondok Pesantren Tebuireng yang sudah berkiprah adalah KH Wahid Hasyim (Menteri Agama Pertama), KH Abdurrahman Wahid (Presiden ke-4 RI), para pendiri pesantren seperti Lirboyo, Tegalrejo, dan lainnya.
 
Gus Sholah mendoakan semoga konflik yang ada di Timur Tengah terutama Syiria dan Yaman bisa secepatnya padam dengan izin Allah Swt. 

Mendengar banyaknya jumlah pesantren yang ada di Indonesia Syaikh Abdul Hadi pun terkejut. "MasyaAllah, bayangkan jika setiap pondok saja ada 1000 orang santrinya kemudian dikali 28.000 jumlah seluruh pondok. Itu sudah berjumlah 28 juta penuntut ilmu. Sedangkan ada beberapa pondok-pondok besar yang jumlahnya sampai 5000 sampai 7000 orang santrinya," ujarnya.
 
Syaikh Abdul Hadi juga berpesan kepada kaum muda harus mengikuti jejak Syaikh Sholahuddin (Gus Sholah) yang menggabungkan antara dunia dan akhirat. "Semoga kalian bisa menjadi penerus-penerus beliau," katanya.

Esok harinya Syaikh Abdul Hadi mengisi seminar di depan para mahasiswa Ma’had Aly Tebuireng. Inti dari pesannya, disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa setiap penuntut ilmu itu harus melakukan tazkiyah sebelum taklim.
 
Hal itu juga disebutkan dalam Surah Al-Jumuah ayat 2, Surat Al-Baqarah ayat 129 kalimat tazkiyah sesudah kalimat taklim. "Itu artinya bahwa barangsiapa bertazkiyah (mensucikan diri) sebelum belajar dan dianjurkan untuk bertazkiyah juga sesudahnya maka Allah akan memberikannya hikmah dan futuh di dalam hati mereka," paparnya.

Setelah itu Syaikh beserta rombongan menyempatkan ziarah ke makam Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, Gus Dur, dan KH Wahid Hasyim. 
 
Sebelum meninggalkan Tebuireng, ia mengungkapkan syukurnya karena sekarang ia bisa menulis di sejarah kehidupannya, sudah pernah menginap di rumah pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari. (Abdul Fathir Kautsar/Kendi Setiawan)