Daerah

Pesantren Lirboyo Perkuat Wawasan Sejarah Para Santri

Rab, 2 Oktober 2019 | 21:30 WIB

Pesantren Lirboyo Perkuat Wawasan Sejarah Para Santri

Halaqah Kebangsaan Pondok Pesantren Lirboyo (Foto: NU Online/Zainal)

Kediri, NU Online 
Pondok Pesantren Lirboyo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur berupaya memperkuat pengetahuan sejarah di kalangan para santri. Upaya tersebut dilakukan dengan Halaqah Kebangsaan yang menghadirkan empat pembicara, di Aula Al-Muktamar, Rabu (2/10).  

Para pembicara halaqah itu adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Abdullah Kafabihi Mahrus, budayawan asal Madura KH D. Zawawi Imron, sejarawan yang juga Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto, dan Direktur Sejarah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Triana Wulandari.

Kegiatan bertema Pesantren dan Nilai Kebangsaan: Merawat Ingatan Sejarah untuk Memperkokoh Keindonesiaan ini diikuti ribuan santri Lirboyo dan para mahasiswa. 

KH Agus Sunyoto mengatakan, peran Resolusi Jihad yang digelorakan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari sangat berperan strategis dalam keberlangsungan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. 

Namun, ia menyayangkkan banyak kelompok yang ingin menghilangkan sejarah Resolusi Jihad dalam kamus kesejarahan Indonesia.

“Pemahaman ini yang perlu kita lawan, salah satunya dengan memperingati Hari Santri Nasional yang bertepatan dengan Resolusi Jihad itu sendiri, yakni Tanggal 22 Oktober,” ajaknya sembari menunjukkan buku karyanya, Fatwa dan Resolusi Jihad.

Setelah seluruh tutor selesai menyampaikan materi, para peserta halaqah dipersilakan untuk menanyakan berbagai persoalan yang berkaitan dengan sejarah bangsa Indonesia. Para santri tampak berebut untuk mendapatkan kesempatan bertanya.

Di ujung acara yang merupakan kerja sama Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pesantren Lirboyo tersebut, tampil KH D. Zawawi Imron yang membacakan puisi karangannya berjudul Resolusi Jihad. 

Rencananya halaqah kebangsaan ini dilanjutkan dengan lomba esai bahasa Arab bertema Kebangsaan. Peserta yang karyanya terpilih akan mepresentasikan esainya pada Kamis, (3/10). 

Kontributor: Zainal
Editor: Abdullah Alawi