Daerah

Pulang pada Allah, Kematian jadi Kebahagiaan bagi Orang Mukmin

Ahad, 14 Maret 2021 | 00:30 WIB

Pulang pada Allah, Kematian jadi Kebahagiaan bagi Orang Mukmin

Tabur bungan di makam KH Ridwan Syu'aib. (Foto: NU ONline/Faizin)

Pringsewu, NU Online
Semua yang menikmati kehidupan di dunia ini pasti akan menemui kematian. Sang pencipta alam semesta dan isinya, Allah SWT, telah menegaskan bahwa semua yang hidup berasal dari Allah dan akan pulang kembali kepadaNya.


Bagi sebagian orang, kematian adalah hal yang ditakuti. Namun bagi orang-orang yang beriman, kematian merupakan sebuah kebahagiaan karena wujud pulang kepada Allah. Dengan kematian, kesusahan di dunia akan berganti dengan kebahagiaan.


"Layaknya anak sekolah mau pulang ke rumah, pasti akan merasa senang. Seperti orang mudik ke kampung halaman, pasti merasa bahagia walaupun jarak yang jauh, kemacetan di jalan, tapi tetap bahagia karena akan bertemu keluarga," jelas Pengasuh Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung, KH Muhammad Nur Aziz, Sabtu (13/3) malam.


Kehidupan lanjutnya, adalah masa sementara yang kematian sendiri merupakan gerbang untuk menuju keabadian. Untuk menuju itu, setiap manusia harus berbekal, yang diperolehnya dari alam dunia. Bukan harta dan materi dunia yang dibawa ke kubur, namun amal ibadah lah yang akan menemaninya.


"Sehingga tradisi doa nujuh hari, seratus hari, dan haul merupakan upaya membuka luas pikiran dan hati kita bahwa semua yang hidup akan mati," jelasnya saat acara 100 hari wafatnya Rais Syuriyah PCNU Pringsewu, KH Ridwan syuaib di makam yang berada di Desa Bandung Baru, Kecamatan Adiluwih.


Wakil Katib Syuriyah PCNU Pringsewu ini pun menambahkan bahwa tradisi mendoakan para leluhur merupakan wahana introspeksi diri dengan sebuah pertanyaan: "Apakah ada orang yang mendoakan kita saat jasad berbaring di dalam kubur?".


Ia pun mengajak yang hadir untuk mencontoh Almarhum KH Ridwan Syuaib yang semasa hidupnya sangat dicintai orang banyak. Sehingga tatkala beliau sudah berada di alam kubur, banyak yang menziarahi kubur dan mendoakannya.


"Mbah Yai Ridwan merupakan sosok yang mencintai dan dicintai umat. Beliau telah menanam dan saat ini beliau sedang memanennya,” ungkapnya.


Kiai Aziz pun mengisahkan betapa Almarhum sangat peduli dengan umat melalui perjuangan di NU. Beliau merupakan sosok yang sangat gigih membina umat dan mengarahkan berbagai kegiatan warga NU di Kabupaten Pringsewu.


“Saat ini beliau sedang berbahagia di surganya Allah SWT dan menjadi kekasih Nabi Muhammad SAW,” katanya seraya mengutip hadits Nabi “Barang siapa yang tidak pernah peduli dengan kegiatan masyarakat, Maka bukan golongan Nabi”.


Hadir pada acara tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pringsewu KH Hambali, Ketua Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Adiluwih, H M Aziz, dan keluarga besar NU Kabupaten Pringsewu.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR