Jombang, NU Online
Peringatan 1000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga dilakukan Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang. Kampus yang dikenal sebagai Universitas Demonstran Anti Rezim dikangan aktifis ini pernah dipimpin Gus Dur sekitar 3 tahun.<>
KH Abdurrahman Wahid sendiri menjabat Rektor Undar setelah turun dari kursi presiden, sekitar tahun 2003 an. Undar adalah kampus yang unik. Sebuah kampus yang didirikan atas tiga hal, pondok pesantren, kampus, dan jamaah tarekat.
“Gus Dur melihat potensi itu, disamping beliau sudah cukup dekat KH Mustain Romly selaku pendiri Undar,”ungkap Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faisal Zaini yang hadir dalam kegiatan itu,Ahad (30/9).
Undar lanjutnya, merupakan miniatur dari Indonesia. Menurutnya Kampus bisa diartikan komunitas terdidik, pondok pesantren diartikan kelompok civil society, dan jamaah tarekat bisa diartikan kelompok spiritual. “ Dan Indonesia isinya terdiri dari tiga elemen itu,”ujar Menteri yang sempat diskors kuliah selama 2 tahun gara gara menjadi aktifis kampus.
Menteri PDT ini menambahkan, soal Gus Dur, dirinya semakin mengetahui kehebatannya setelah bertemu mantan-mantan pasien mantan Ketua Umum PB NU ini. Dari cerita para mantan pasien Gus Dur menurutnya nyaris sama. Yakni diobati Gus Dur dengan jampi gitu aja kok repot.
’’Setiap ada orang cerita punya masalah, Gus Dur selalu bertanya balik kepadanya. Kamu bisa apa tidak mengatasi itu?. Jika dijawab bisa, Gus Dur lantas menjawab ya sudah, gitu aja kok. Tapi begitu dijawab tidak bisa, Gus Dur lantas bilang, kamu saja tidak bisa, apalagi saja,’’ kata Helmy disambut tawa hadirin.
Jawaban Gus Dur, dengan kata kata ’’Gitu aja kok repot ”ini menurut Helmi memiliki arti sangat mendalam. Selain implementasi firman Allah yassiru wala tuassiru, mudahkan jangan dipersulit, ” Ini juga bentuk kepasrahan kepada Allah sekaligus mantra psikologis untuk melihat semua masalah kecil. Semua masalah bisa diselesaikan. Dan semua masalah ada hikmahnya,’’bebernya.
Sebagai alumni Undar, Helmy mengaku semakin mengetahui kebesaran Undar setelah menjadi menteri. Hal itu diketahui saat dirinya berkunjung kedaerah daerah di nusantara yang sering bertemu bertemu dengan alumni Undar. ” Termasuk ketika kemarin mengunjungi daerah yang berbatasan dengan Papua Nugini,”bebernya seraya mengatakan dirinya adalah alumni Undar pertama yang jadi menteri.
Diceritakannya, bahwa diera tahun 1992 kampus Undar merupakan basis aktifis demokrasi. Bahkan sangat dikenal kalangan kampus-kampus lain diindonesia.” Undar merupakan basis aktivis pro demokrasi. Dikalangan aktifis, tingkat Nasional, sampai-sampai Undar sering diplesetkan singkatan menjadi Universitas Demonstran Anti Rezim (Undar),’’ujarnya berkelakar.
Dan dalam memperingati seribu hari meninggalnya Gus Dur sekaligus reuni alumni Undar ini, Helmi berharap Undar bisa kembali besar dan bersatu kembali. ’’Sebagai alumni Undar, secara moral tentu saya berharap Undar ini menjadi satu dan kembali besar seperti dulu. Makanya tepikan ego masing-masing,’’ tandasnya.
Sekedar diketahui, hingga saat ini, Kampus yang pernah dipimpin Gus Dur ini memang ada dua kepemimpinan. Satu Undar dengan rektor Ma’murotus Sa’diyah dan satunya Undar Trisula dengan rektor Lukman Hakim.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muslim Abdurrahman
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
2
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
3
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
4
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
5
Khutbah Jumat: Persahabatan Sejati, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat
6
Prabowo Serukan Solusi Dua Negara agar Konflik Israel-Palestina Reda
Terkini
Lihat Semua