Daerah

Rahasia Pesantren Tambakberas Berdiri Kokoh di Usia Hampir 2 Abad

Ahad, 26 Juni 2022 | 11:00 WIB

Rahasia Pesantren Tambakberas Berdiri Kokoh di Usia Hampir 2 Abad

Gerbang Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur. (Foto: NU Online Jatim)

Jombang, NU Online 
Pondok Tambakberas yang kini lebih dikenal dengan Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berusia hampir dua abad. Tahun 1825 salah satu pesantren tua di Nusantara ini didirikan oleh kiai bernama KH Abdus Salam hijrah dari Tuban ke Jombang. Pesantren ini kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) setelah melewati beberapa fase kepemimpinan.


Putri Mbah Wahab, Nyai Hj Mundjidah Wahab memaparkan, ada empat modal yang menjadi rahasia Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dalam mengelola pondok, sehinga bsia bertahan dan terus berkembang di usia yang tak lagi muda, 197 tahun. 


Pertama, kata dia, peranan para dzurriyah. Anak-cucu pendiri Pesantren Bahrul Ulum rata-rata masih memiliki spirit yang sama, konsentrasinya adalah mengembangkan pesantren. Bahkan, mereka para dzurriyah yang berada di lingkungan Tambakberas saat ini memiliki ribath atau pesantren masing-masing. Hingga kini ribath yang diasuh sebanyak 40 lebih. 


"Meski demikian, Tambakberas Bahrul Ulum punya semboyan, yakni guyub rukun saklawase. Semua pengelola ribath rukun-rukun. Ini modal utama," katanya saat Haul Masyayikh dan Hari Ulang Tahun Madrasah ke-107 serta Hari Ulang Tahun ke-197 Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Sabtu (25/6/2022) malam. 


Dalam perjalanannya, guyub rukun saklawase tak sekadar semboyan. Lebih dari itu sudah menjadi ruh dan komitmen bersama di antara para pengelola pesantren dalam membangun kekuatan membesarkan pesantren-pesantren Tambakberas Bahrul Ulum. 


"Ini sangat sesuai dengan ungkapan Mbah Wahab yang sangat populer di kalangan Nahdliyin, yaitu 'tidak ada kekuatan yang paling kuat selain persatuan'. Ini yang harus kita pegang dan kita tidak boleh bercerai berai," jelasnya. 


Modal kedua, lanjutnya, Pesantren Bahrul Ulum bisa menempatkan diri. Sebagai pesantren yang berada di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sarat dengan kemajemukan, Pesantren Tambakberas berkomitmen menjunjung tinggi spirit nasionalisme dan pluralisme. Spirit ini yang selalu ditanamkan kepada santri-santrinya agar mereka terus bersama-sama menguatkan NKRI.


"Bagi Bahrul Ulum, nasionalisme dan pluralisme adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu wujud dari hal itu adalah Mbah Wahab menciptakan lagu Ya Ahlal Wathan, cinta tanah air," ungkap perempuan yang sekarang menjabat bupati Jombang ini.


Para santri Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dididik untuk terus cinta terhadap tanah air dan kemajemukan (pluralisme). Hal ini tercermin dalam tiga prinsip dasar Pesantren Bahrul Ulum sebagaimana ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) kepada santrinya, bawa dalam bersikap santri harus menjunjung tinggi semangat tasamuh, tawazun, dan adil.


"Tasamuh adalah toleransi, tawazun yaitu sikap seimbang, atau mencari jalan tengah dalam memecahkan persoalan, sedangkan adil bersikap lurus dan tegas di dalam mengambil keputusan dan tindakan," tuturnya.


Modal yang ketiga adalah Bahrul Ulum tanggap atau responsif terhadap laju perkembangan. "Dan modal yang keempat bahwa Bahrul Ulum terus mewarisi dan melanjutkan tradisi spritual yang diajarkan oleh para pendirinya," terangnya.


Nyai Hj Mundjidah menegaskan, nilai-nilai spritual para pendiri Pesantren Bahrul sangat berkaitan dengan perkembangan pesantren yang ada sekarang. Pun demikian dengan sejumlah capaian yang diraih saat ini. Termasuk kepercayaan orang tua dalam menitipkan anaknya di Bahrul Ulum kian meningkat. Hingga kini belasan ribu santri tengah menimba ilmu di Pesantren Bahrul Ulum. 


"Diakui atau tidak, Pesantren Bahrul Ulum masih bertahan hingga di usia 197 ini karena juga tirakatnya para pendiri Bahrul Ulum," pungkasnya. 


Pewarta: Syamsul Arifin 
Editor: Kendi Setiawan