Daerah

Raih Omzet Rp1,8 Juta per Hari dari Usaha Ayam Goreng, Begini Perjalanan Aris Lasem

Sel, 19 September 2023 | 11:00 WIB

Raih Omzet Rp1,8 Juta per Hari dari Usaha Ayam Goreng, Begini Perjalanan Aris Lasem

Kios Bintang Fried Chicken yang dikelola Aris, warga Lasem Rembang, Jawa Tegnah (Foto: dok Aris)

Rembang, NU Online
Membangun sebuah usaha masih menjadi hal yang dianggap sulit oleh kebanyakan masyarakat. Bagaimana memulai, menghadapi tantangan dan hambatan, serta permodalan, menjadi beberapa faktor yang biasanya dipikirkan orang ketika membangun sebuah usaha.


Itulah yang coba diatasi oleh Aris, seorang pengusaha ayam goreng dengan merek Bintang Fried Chicken (BFC) asal Lasem, Rembang, Jawa Tengah.


Kepada NU Online, Aris menceritakan pada 27 November 2011 yang lalu, ia memulai usaha ayam goreng atau fried chiken. Sebelum memulai usaha fried chicken ia mengaku merasa kebingungan karena harus pindah ke kampung halaman istrinya di Lasem, Rembang. Saat itu mereka masih mengadu nasib di Jakarta sebagai penjahit. Namun, Aris memberanikan diri pindah ke kampung karena istriinya memang sering mengatakan tidak betah hidup di kota Jakarta.


Tiba di kampung, masalah tidak selesai begitu saja. Ternyata setelah di kampung, ia bingung mau kerja apa. Dengan suasana hati dan pikiran yang tak menentu, ia memutuskan untuk menghubungi melalui telepon seorang saudaranya yang berada di Kabupaten Pati. Saudaranya itu adalah seorang pedagang makanan hasil laut (seafood). Lalu, ia memutuskan untuk ikut saudaranya dengan membantu berjualan di warung seafood. Hari demi hari pun terlewati, dua bulan telah berlalu. Aris pun diajari saudaranya tadi untuk membuat fried chicken.

 

Masih jelas di ingatan Aris, sore itu sehabis Maghrib, ia menutup stand jualannya dan hendak pulang. Tapi, hujan yang deras dan petir yang menyambar-nyambar, kemudian listrik pun padam, menjebaknya. Kala itu masih masa-masa awal ia jualan dan ia masih menggunakan terpal sebagai atapnya. Nahas, karena hujan begitu deras hingga terpal tak mampu menahan air hujan, akhirnya air hujan tersebut jatuh ke wajannya. Itu menambah sedih saat teman di sebelahnya yang juga pedagang menertawakannya.

 

Merintis usaha fried chicken, gerobak yang ia gunakan adalah dari pemberian saudaranya yang berasal dari Pati. Gas LPG dan wajan yang ja gunakan untuk berdagang juga masih pinjam. Tikar juga hasil dari pemberian mertuanya.

 

Omzet Aris pada hari-hari awal berjualan sebesar Rp48 ribu. Sedangkan keuntungan bersih bisa sekitar Rp15 ribu. Untuk membayar lampu atau listrik biasanya ia sisihkan Rp1.000. Dengan proses, liku-liku dan waktu yang dilalui, omset Aris kini bisa mencapai Rp1,8 juta per hari. Itu artinya dalam sebulan bisa mencapai Rp54 juta.

 

Kata Aris, tidak serta merta omzetnya menanjak naik. Butuh perjuangan dan peluh yang terus menetes dari tubuh untuk sampai pada tahap saat ini. "Prinsip hidup saya adalah berusaha jujur, berusaha tidak iri dengki, berusaha memberi dan berusaha untuk selalu bersyukur dalam segala keadaan," ucap Aris, Rabu (13/9/2023).

 

Aris mengaku, pembelinya dari semua kalangan. Ia juga tak merasa risau kalau berbicara saingan bisnis. Hal yang penting ia melakukan yang terbaik pada hari ini. "Insyaallah di hari depan kita akan memanennya," ungkpanya. 

 

Keberhasilan itu membuat Aris berani menyewa ruko sendiri di Desa Karangturi, Lasem. Usahanya pun merambah ke pengadaan barang-barang material bahan bangunan.Perkembangan usahanya membuat Aris mengajak beberapa kayawan. Saat ini ada 5 orang menjadi karyawan Aris.


"Dua orang jaga BFC, dan 3 orang lagi jaga toko material," kata Aris.


Meski dibantu saudaranya, untuk permodalan Aris mengaku hingga kini tidak bekerja sama dengan pihak lain. "Dari awal hingga saat ini, saya usaha sendiri dan tidak bekerjasama dengan orang lain," ujarnya.


Aris berpesan kepada para santri dan warga NU yang ingin memulai untuk bisnis agar optimis. "Berpikir positif dulu agar kita punya keberanian untuk melangkah," ujarnya.