Daerah

Rektor IAIN Bengkulu: Kritis Boleh, Tapi Harus Santun

Kam, 29 Agustus 2019 | 16:59 WIB

Rektor IAIN Bengkulu: Kritis Boleh, Tapi Harus Santun

Ribuan mahasiswa baru IAIN Bengkulu ikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus tersebut, Rabu (28/8). (Foto: Imam KA/NU Online)

Bengkulu, NU Online
Rektor IAIN Bengkulu Sirojuddin berharap agar mahasiswa baru menjadi orang-orang yang kritis. Akan tetapi, harus mempunyai konsep sehingga berguna untuk masyarakat.
 
“Sampaikanlah kritik dengan tanggung jawab dan akademis. Tetapi harus santun dan mengedepankan akhlakul kaimah,” kata Sirojuddin saat memberi sambutan pada pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Bengkulu tahun Akademik 2019/2020, Rabu (28/8).
 
Mahasiswa baru, lanjut dia, merupakan calon pemimpin di masa mendatang. “Anda semua adalah calon-calon pemimpin di masa depan yang hari ini memulai babak baru menjadi mahasiswa. 3-4 tahun lagi akan memakai toga sebagai sarjana dan kelak bisa jadi akan menggantikan kami-kami menjadi pimpinan di kampus ini,” ujar Rektor.
 
Sirojuddin melanjutkan, untuk menjadi mahasiswaunggul harus berpegang dan berkomitmen pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu penelitian, pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. “Belajar dan terus belajar menggali ilmu adalah kunci sukses menjadi insan akademik. Namun, jangan melupakan tugas sosial agar tidak menjadi intelektual di menara gading,” tandasnya.
 
Pesan lain dari Rektor IAIN yang sedang bersiap menjadi UIN adalah agar mahasiswa binaannya menjadi bagian dari penebar Islam rahmatan lil alamin. “Munculnya paham radikal dan intoleransi harus menjadi keprihatinan bersama dan Anda bertanggung jawab menjadi bagian penting untuk meng-counter mereka,” tegas doktor jebolan Universitas Brawijaya Malang ini. 
 
Mahasiswa, Elit Intelektual
Kasubdit Sarana, Prasarana, dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI Ruchman Basori mengatakan, mahasiswa adalah kelompok elit intelektual yang telah berperan penting dalam setiap perubahan sosial politik di negeri ini.
 
“Munculnya kebangkitan nasional 1908, supah pemuda 1928, kemerdekaan 1945, fakta angkatan 1966 hingga perjuangan reformasi 1998, tidak lepas dari peran mahasiswa,” kata Ruchman.
 
Aktivis ’98 ini meminta agar potensi yang dimiliki mahasiswa di kampus dikembangkan betul sehingga kelak menjadi sosok sarjana yang dinanti kehadirannya oleh masyarakat. “Menjadi profesional saja tidaklah cukup. Tetapi, harus diimbangi dengan kepedulian sosial dan itu nanti akan dilatih dalam pelbagai organisasi kemahasiswaan di PTKI ini,” ujarnya.
 
Mantan Ketua Senat Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang didaulat menyampaikan orasi Penguatan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan ini berpesan kepada mahasiswa untuk waspada terhadap kelompok radikal dan intoleran yang bisa muncul dalam kehidupan kita termasuk dalam jagad media sosial kita.
 
Karenanya, ia meminta mahasiswa untuk berada di garda terdepan moderasi beragama di Indonesia. “Anda semua harus belajar Islam pada sumber-sumber keagamaan yang otoritatif, menjadi warga media sosial yang sehat, meng-counter kelompok-kelompok yang intoleran dan cara-cara kekerasan“, tegas kandidat doktor Universitas Negeri Semarang ini.
 
Kegiatan yang berlangsung tiga hari, Rabu-Jumat, 28-30 Agustus 2019 ini diikuti oleh 2.223 orang. Dua di antaranya mahasiswa asal India. Pemukulan empat bedug yang ditabuh bersama-sama oleh Rektor, Wakil Rektor III, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, dan Wakil Ketua III STAIN Bengkalis Wira Sugiarto menandai dibuka resminya PBAK IAIN Bengkulu.
 
Turut hadir, Wakil Rektor I Zulkarnain Dali, Wakil Rektor II Moh Dahlan, Direktur Pascasarjana Rokhimin, para dekan, ketua lembaga, Ketua SEMA, Ketua DEMA, dan pimpinan organisasi mahasiswa (ormawa) lainnya serta segenap sivitas akademika kampus tersebut.
 
 
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Musthofa Asrori