Daerah

Ribuan Jamaah Hadiri Haul Ke-584 Raden Santri

Sen, 15 Agustus 2022 | 10:30 WIB

Ribuan Jamaah Hadiri Haul Ke-584 Raden Santri

Suasana jamaah menghadiri Haul ke-584 Sunan Gisik. (Foto: NU Online/Wahyu Firmansyah)

Gresik, NU Online 
Peringatan Haul ke-584 'Raden Santri' (Sunan Gisik) digelar sejak Jumat-Ahad (12-14/8/2022) di area makam Raden Santri dan sepanjang jalan Raden Santri, Bedilan, Gresik, Jawa Timur.  Raden Santri memiliki nama asli Sayyid Ali Murtadlo.


Jumat pagi, acara diawali dengan pembacaan khatmil Qur'an putri yang sorenya dilanjutkan tahlil putri dan anak-anak di antaranya santri tahfidz dari Pondok Pesantren Al Kaelani yang dipimpin Nyai Eli Al Kaelani.


Sabtu pagi, dilanjutkan dengan khatmil Qur'an putra dipimpin Ustadz Nawir, dilanjutkan tahlil putra dan anak-anak dipimpin oleh KH Umar Thoha Hasan, Ustadz Amin, Ustadz Reza, dan KH Zubairi Rahma selaku Ketua Yayasan Raden Santri.


Pada Ahad malam digelar Majlis Dzikir Maulidurrasul saw bersama jamaah Al Khidmah yang dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah. Turut hadir pada ulama, kiai, habaib, pejabat sipil dan militer.


"Alhamdulillah, acara Haul Raden Santri (Sunan Gisik) dihadiri oleh ribuan jamaah. Rangkaian acara berlangsung lancar dan tertib berkat dukungan semua pihak." kata Iwan Wahyudi, ketua panitia Haul, Ahad (13/8/2022).

 

Habib Musthofa bin Umar Alaydrus mengajak para jamaah agar berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah.


Beliau juga bercerita tentang perjalanan dakwah Sunan Gisik yang berjasa mengislamkan masyarakat Jawa, Madura hingga Bima (NTB) di masa awal dakwah Islam di sana.


"Banyak sekali yang masuk Islam dari kalangan orang-orang Madura karena beliau (Raden Santri), bukan hanya di Madura beliau juga berdakwah di NTB," ucapnya saat menyampaikan mauidzah hasanahnya.


Habib Musthofa juga menyampaikan Sayyid Ali Murtadlo menggunakan julukan Raden Santri karena sikapnya yang tawadu dan selalu merasa dirinya adalah seorang santri.


Sikap tawadu menurutnya salah satunya dipegang teguh oleh Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani. Atas ketawaduannya diangkat derajatnya oleh Allah swt


Kontributor: Wahyu Firmansyah
Editor: Syamsul Arifin