Daerah

RMI Jombang Tawarkan Pola KKN untuk Pendidikan Pesantren

NU Online  ·  Sabtu, 29 September 2018 | 14:55 WIB

Jombang, NU Online
Devisi Pesantren Pengurus Cabang Rabithah Ma'ahid Islamiyyah (RMI) Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang Agus Ahmad Kanzul Fikri menyebutkan pesantren ke depan harus punya pola pengajaran baru agar tetap bertahan di tengah perkembangan zaman.

Salah satu konsep yang ditawarkan RMI Jombang yaitu pola KKN atau singkatan dari komunikasi, kolaborasi, dan networking. Konsep tersebut mengajak para santri berpikir jauh ke depan. Dalam kata lain santri harus keluar dari titik nyaman dan menebarkan manfaatnya lebih luas lagi.

"Pola pendidikan pesantren sekarang harus mampu membangun pola KKN. Ini sesuai dengan prinsip belajar abad 21 yang bukan lagi membentuk santri bermindset lokal tetapi global. Dan peduli terhadap isu-isu global," jelasnya, Sabtu (29/9).

Menurutnya pendidikan karakter yang diajari di pesantren sudah berada di jalur yang tepat. Hanya saja, terkadang pendidikan karakter ini baru sampai pada tahap teori atau tulisan. Padahal pendidikan karakter harus dicontohkan, dipraktikkan dan dibiasakan.

"Seringkali pendidikan karakter hanya sampai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saja. Ini tak boleh terjadi di pesantren. Harus ada komunikasi yang intensif antara santri dan kiai sehingga timbul sebuah ikatan yang kuat," tambahnya.

Pendidikan karakter seperti sikap taat beragama, suka menolong sesama, gotong-royong yang biasa dilakukan santri di pesantren akan lebih efektif dengan menggunakan pola KKN. 

"Santri itu punya modal networking yang luar biasa. Karena satu pondok itu santrinya berasal dari mana-mana. Namun jaringan kurang dirawat oleh sebagian besar pesantren. Kalau pola KKN ini dijalankan dengan baik maka santri tak perlu takut menghadapi revolusi industri 4.0," ungkap Agus Fikri.

Alumnus Universitas Islam Malang (Unisma) Malang ini menyebutkan untuk mempersiapkan pesantren dalam menghadapi perubahan zaman terutama revolusi industri 4.0 maka langkah utama dari RMI Jombang yaitu mendata pesantren di kota santri.

Langkah selanjutnya yaitu menggalang sinergitas antara satu pesantren dengan pesantren yang lain. Kegiatan ini diwujudkan dalam pertukaran guru mata pelajaran tertentu. Seperti guru falak, faraid, risalatul ma'ahid, kaligrafi dan bidang studi lainnya.

"RMI Jombang insya Allah kedepan punya program orang tua asuh. Setiap pesantren nanti kita titipkan santri berprestasi tapi kurang mampu sebanyak dua sampai tiga orang. Jika sudah lulus maka mereka akan kita jadikan pengawal amalan Nahdlatul Ulama di masyarakat," tandasnya. (Syarif Abddurahman/Abdullah Alawi)