Daerah

Saat Jamaah Istighotsah di Mimika Jaga Tradisi Lailatul Ijtima

Sel, 17 Maret 2020 | 00:30 WIB

Saat Jamaah Istighotsah di Mimika Jaga Tradisi Lailatul Ijtima

Lailatul ijtima dalam bentuk haul diselenggarakan di Masjid Nurul Hikmah Ponpes Darussalam Mimika, Papua. (Foto: NU Online/Sugiarso)

Mimika, NU Online
Melakukan kegiatan di malam hari bagi Nahdliyyin merupakan ciri khas. Hal ini didasari oleh fakta jika kegiatan siang untuk mencari nafkah dan malam untuk ibadah. Pola Nahdliyin atau warga NU bukan hanya dilakukan di Jawa, namun hampir di daerah dan pelosok lainnya. Inilah yang disebut lailatul ijtima yang menjadi kekhasan NU. 
 
Kegiatan diselenggarakan menjadi sumber inspirasi, yakni bertujuan berkumpul demi meminta kepada Allah supaya dijauhkan dari wabah virus corona. Juga memperkuat silaturahim antarwarga NU lainnya serta bersedekah. Selain geger virus, cuaca malam yang hujan deras juga tidak menyurutkan langkah warga NU untuk hadir dari berbagai tempat untuk berlailatul ijtima.

Ahad (15/3) malam, lailatul ijtima dalam bentuk haul diselenggarakan di Masjid Nurul Hikmah Ponpes Darussalam Mimika, Papua. Kegiatan haul masyayikh Darussalam Blokagung Banyuwangi, yakni KH Mukhtar Syafaat Abdul Ghofur, Nyi Hj Siti Maryam dan Nyi Hj Siti Musyarofah dirangkaikan dengan rutinan istighotsah an-Nahdliyah. Acara digelar oleh alumni asuhan Darussalam Blokagung (Al-Adab), jamaah istighotsah an-Nahdliyah Mimika dan Pesantren Darussalam Mimika.

Rangkaian acara diawali dengan khatmil Qur'an bin-nadhar oleh para santri gabungan dari Ponpes Darussalam, Al-Iklas Wanagon, Muhajirin Srikaya, dan Kota Timika. Mereka mulai khataman bakda Subuh yang dipandu oleh Ustadz Hasyim, H Fadlan, Hj Asmawati, dan Ustadz Mukhdor. Acara berakhir sebelum shalat Ashar. Dan bakda Isya acara diisi oleh tampilan dari Mafia Shalawat Timika. 

Dalam sambutannya, ketua panitia sekaligus alumni Darussalam Blokagung, Ustadz Nawawi berharap acara ini bisa berlanjut. 
 
"Ini merupakan peringatan haul pertama yang digelar di Mimika. Kami para alumni sangat berharap acara seperti ini bisa terus dilakukan. Tidak hanya sekali ini, lalu putus," katanya. 
 
Acara dilanjutkan dengan istighosah dan tahlil yang dipimpin H Fadalan dan Ustadz Fajar dari Pesantren Ulumul Quran Hasyim Muzadi Karang Senang Mimika Papua. Di acara istighotsah dipanjatkan doa untuk keselamatan wabah penyakit dan tolak balak dengan membaca shalawat Tibbul Qulub dan li Khamsatun. Selain itu juga dibacakan hajat para donatur pesantren dan acara hajat akikah atas nama Ibu Hasan.

Sementara itu, mewakili yayasan dan pengurus, Ketua Pengurus Pesantren Darussalam Mimika, Ustadz Sugiarso membuka lebar kepada jamaah yang ingin mengadakan acara NU di pondok. 
 
"Pondok merupakan tempat mendidik anak kita juga masyarakat dan pondok juga menjadi benteng dan pengamal amaliah NU,” katanya. 
 
Dan di pondok ini sudah diselenggarakan haul tiga kali. Pertama haul KH Abdul Ghofur, Sekaran, Lamongan, guru dari H Fadlan dan Hj Asmawati. Dilanjut seribu hari peringatan wafat KH A Hasyim Muzadi guru dari Ustadz mursyid dan Ustadz Fajar dan malam ini adalah haul yang ketiga. Juga haul masayikh Darussalam Blokagung, KH Mukhtar Syafaat, guru dari Ustadz Hasyim, Ustadz Nawawi, Ustadz Adhar, Widodo, dan Abidin.

Menurut Ketua Jamiyyah Istighotsah An-Nahdliyah Mimika ini, amaliah NU umum dan seharusnya dipraktikkan di pondok. 
 
"NU itu pesantren besar, dan pesantren adalah ruh NU. Mengembangkan pesantren sama dengan mengembangkan NU dan merusak serta menghalangi pondok sama dengan merusak dan menghalangi NU dan kualat kepada muassis dan masyayikh NU," terangnya.
 
Acara dilanjutkan dengan sambutan wakil keluarga Pesantren Blokagung dan Manakib KH Mukhtar Syafaat yang dibawakan Ustadz Hasyim Asyari. Sementara itu, mauidah hasanah disampaikan Ustadz Choirul Anam, Pengasuh Pesantren Putri Al-Istiqamah, Diwek Jombang dan Habib Hilmi Khalid Kaff, lulusan Darul Mustofa Hadramaut. 
 
Kegiatan ini dihadiri perwakilan jamaah istighotsah dari SP6 Kampung Naena Muktipura, S9 Kampung Wangirja, SP3 Karang Senang, SP2 Wanagon, SP2 Timika Jaya, Pomako, Mapuru Jaya, Km10 Kampung Kadun Jaya, Kampung Mwuare, kota Timika dan berbagai kampung lainnya. Hadir dalam acara ini Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama terpilih, Ustadz Imam Mawardi, perwakilan kepolisian dan TNI. Pagar Nusa juga hadir ikut mengamankan acara. Sekitar 500 orang telah menghadiri acara, dan ini peristiwa langka termasuk diamati sesepuh NU Serui Mekar, Iswahab.

"Sejak dibentuknya kegiatan istighotsah An-Nahdiyah, kami melihat kebangkitan NU secara struktural mulai bergeliat di semua jamaah yang tergabung dalam kelompok istighotsah. Mereka merasa punya tanggung jawab untuk menghidupkan organisasi, dan kami berharap kepengurusan NU bisa semakin solid dan mau terjun langsung ke lapisan bawah sehingga merasa diperhatikan dan merasa memiliki payung yang besar yakni NU. Saya yakin kalau ini kita jalankan dengan ikhlas, kejayaan NU di Bumi Amungsa tinggal menghitung hari," jelas pengusaha sukses bidang usaha sembako ini.
 
Satu hal yang luar biasa dari acara ini adalah pada malam kegiatan. 
 
"Menurut saya, pengajian malam ini pemecah rekor di Kabupaten Mimika sebagai pengajian yang paling malam yang pernah ada. Betapa tidak malam, saat rampung pengajian waktu menunjukkan tepat jam 00.00 WIT," jelas Ustadz Hasyim Asy'ari.
Sebagian sesepuh sempat khawatir jamaah akan bubar karena terlalu malam, namun ternyata tidak bubar. 
 
"Saya kira salah satu faktor pendukungnya adalah rutinan istighotsah yang dilakukan malam hari dan selesai jam 22.00 atau 23.00 telah melatih dan membiasakan tahan ngaji hingga larut malam," ungkap Ustadz Sugiarso, perintis kegiatan istighotsah An-Nahdliyah ini.
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR