Sukoharjo, NU Online
Menyambut Hari Santri Nasional, Pondok Pesantren Al-Muayyad Cabang Windan, Sukoharjo, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH M. Dian Nafi’, menyelenggarakan seminar bertema Fiqih dan Manajemen Masjid, Ahad (16/10).
Kajian yang diikuti oleh para santri dan alumni pondok ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Ahmad Ulinnur Hafsun (Kemenag Sragen), Ahmad Asrof Fitri (pengajar di Pondok Pesantren Al-Muayyad Cabang Windan), dan Ahmad Rofik (Pusat Telaah dan Informasi Regional).
Urgensi pemberdayaan masjid dari segi manajemen dijelaskan oleh Ahmad Ulinnur Hafsun. Menurutnya, masjid perlu memfasilitasi lima aspek, antara lain pembinaan akidah, pemakmuran ibadah, penggiatan aktivitas sosial, penyediaan pendidikan keagamaan, dan ekonomi masyarakat.
“Dengan begitu, masjid dapat dijadikan sebagai simpul kegiatan umat,” imbuhnya.
Secara fiqih, Ahmad Asrof Fitri menyebutkan sekurang-kurangnya lima aspek dasar yang perlu diperhatikan dalam membangun masjid. Di antaranya adalah penentuan qiblat, tata ruang toilet, desain tempat wudhu, pengaturan shaf shalat, dan mihrab imam. Ia menegaskan, “Masjid yang baik bukan saja yang bangunannya indah, melainkan juga sesuai dengan fiqih.”
Adapun pemateri ketiga, Ahmad Rofik, mengkaji posisi strategis takmir masjid dalam struktur pemerintahan desa sesuai dengan UU Desa terbaru. Dalam paparannya, dinyatakan bahwa takmir bisa mengambil peran yang langsung bersinggungan dengan masyarakat internal desa.
“Karena itu, takmir masjid juga diposisikan sebagai pendukung penyelenggaraan program desa,” ungkapnya.
Setelah mengikuti kegiatan ini, santri diharapkan mengenal berbagai aspek manajemen masjid beserta landasan fiqih dan perundang-undangannya, sehingga ketika di masyarakat dapat mengoptimalkan peran masjid. (Siti Nurul Ma’rifah/Fathoni)