Daerah

Sejumlah Remaja di Mimika Ikuti Pelatihan Bilal Tarawih dan Jumat

NU Online  ·  Ahad, 21 April 2019 | 13:30 WIB

Sejumlah Remaja di Mimika Ikuti Pelatihan Bilal Tarawih dan Jumat

Peserta pelatihan bilal tarawih dan Jumat di Mimika.

Mimika, NU Online
Salah satu ciri khas amaliah Nahdlatul Ulama yang memerlukan keberanian untuk tampil karena jarang digunakan adalah bilal shalat tarawih. Tidak semua orang apalagi remaja bisa dan siap menjadi bilal. Bisa jadi ada yang bisa namun tidak mau, atau tidak bisa tapi mau, yang ujungnya tidak dilaksanakan.

Untuk membentuk remaja yang mau dan mampu, pada Sabtu malam (20/4) diselenggarakan pelatihan bilal shalat tarawih dan Jumat. 

Kegiatan yang dilaksanakan di mushalla Al-Muhajirin SP2 tersebut diikuti santri dari Madrasah Diniyyah Al Ikhlas SP2 yang dipimpin Ust H Fadlan. Juga santri madrasah diniyah Al-Muhajirin SP2 yang dipimpin Ustadz Khotib, dan Ustadz Andre, serta santri Pondok Pesantren Darussalam Mimika Papua. Jumlah peserta sekitar 50 lebih santri.

Ustadz Hasyim menjelaskan asal usul istilah bilalan. "Bilal itu adalah salah satu nama sahabat Rasulullah yang mempunyai suara bagus dan lantang. Bilal menjadi muadzinnya Rasulullah,” jelasnya. 

Menurutnya, derajat Bilal itu luar biasa. Hal tersebut dibuktikan karena dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, Rasulullah mendengar suara sandal Bilal di surge. “Padahal Bilal masih hidup," urai Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Mimika Papua ini. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pelatihan ini sedang mencontoh perilaku sahabat Nabi yang adzan dan ikamah serta aktivitas sejenisnya. 

Dalam rangkaian acara tersebut diawali tugas bilal dalam memimpin dzikir sebelum buka puasa. Juga dicontohkan beberapa lagu pujian sebum shalat, seperti rabbana ya rabbana, marhaban ya Ramadhan, syahru siyam dan lainnya.  

Bimbingan dilanjutkan bilalan versi pendek. “Bilalan versi panjang yang menyelipkan doa Ramadhan dan qasidah,” jelasnya.

Pelatihan dilanjutkan shalawat setelah tarawih dan sebelum serta sesudah tadarus. "Kalian bisa pilih kalamun atau Shalawat Quraniyyah untuk memulai tadarus,” tuturnya, 

Kegiatan ditutup dengan materi bilal Jumat dengan mengajak peserta berdiri memegang tongkat atau apa saja yang dianggap sebagai tongkat untuk uji coba. 

Para peserta juga menerima latihan internal dan mengirimkan contoh lagu dari Ustadz Hasyim ke santri lewat layanan WhatsApp. Juga para santri diharuskan latihan menjadi bilal dengan teman sendiri, yang rekamannya dikirim. 

Sementara Ketua Jama'ah Istighatsah An-Nahdliyyah Mimika, Sugiarso yang baru datang dari istighatsah di SP9 memberikan saran agar latihan bilal dibuat dua grup. Ada yang berperan sebagai bilal dan sebagai jamaah. 

"Cara ini akan membuat kalian aktif, dan suasana tarawih lebih hidup sebab jawaban bilal tidak bergantung jamaah, namun sudah disiapkan mereka yang berperan sebagai jamaah," tandasnya. (Ibnu Nawawi)