Cita-cita pemerintah Provinsi Banten untuk menciptakan Banten Cerdas pada tahun 2009, nampaknya masih sebatas isapan jempol. Buruknya sarana dan prasarana
pendidikan masih menjadi potret buram dunia pendidikan di Banten.
Sebagai sarana menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, infrastruktur pendidikan merupakan salah satu penunjang penting yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menghasilkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang baik. Namun, pada kenyataannya, berbagai program pembangunan di sektor ini belum mampu menuntaskan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan buruknya infrastruktur.<>
Salah satu bukti buramnya wajah dunia pendidikan di Banten adalah kondisi sekitar 40 persen gedung SD di Kecamatan Kota Serang yang tidak layak digunakan. Selain karena tidak memenuhi standar, kondisi ruang kelas pun banyak yang tidak sehat dan tidak bersih.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kubang merupakan salah satu dari sekian sekolah dasar yang mengalami kerusakan. Meski letaknya di pusat Kota Serang dan hanya berjarak beberapa ratus meter dari Kantor Gubernur Banten, bukan berarti keberadaannya akan mudah ditemui. Letaknya di pinggir sungai dan berada di dalam
lingkungan penduduk membuat sekolah itu sulit dicari bagi siapapun yang belum pernah ke SD ini sebelumnya.
Dedi Setiyadi, Kepsek (Kepala Sekolah) SDN Kubang ini mengeluhkan kondisi sekolah ini yang menurutnya mengalami banyak kekurangan dan kerusakan. Dengan retaknya beberapa tembok dan hampir roboh, pondasi salah satu ruangan yang sudah turun, serta kondisi lantai yang belum terkeramik membuat proses belajar mengajar tidak nyaman.
“Walau tidak nyaman, tapi kami mau tidak mau harus tetap mengajar,” terang Dedi.
Kondisi sekolah dan sarana-prasarana yang tidak memadai, menurut Dedi. membuat para orang tua enggan untuk menyekolahkan anak-anaknya di SD Kubang. Adapun mereka yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah itu, lebih disebabkan karena tidak adanya pilihan lain akibat himpitan ekonomi.
Karena jarangnya para orang tua murid yang hendak menyekolahkan anaknya di sekolah ini membuat siswa yang ada di sekolah ini secara keseluruhan hanya berjumlah seratus lima anak. Siswa yang paling banyak adalah siswa kelas satu yang berjumlah tiga puluh orang dan Siswa kelas enam yang berjumlah tujuh belas orang, itu pun
masing-masing hanya satu kelas.
“Memang sarana dan prasarana di sekolah ini kurang memadai, namun SDM (Sumber Daya Manusia) di sekolah ini berani diadu,” tantang Dedi.
Hingga saat ini, SD yang berada tepat di pinggir sungai itu belum memiliki rencana untuk membangun dan memperbaiki sekolah ini karena tidak adanya dana. “Hingga saat ini belum ada donatur yang bersedia membantu sekolah kami,” terangnya
Dedi mengatakan, mengenai kondisi sekolah ini pihaknya sudah sering mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah, namun belum pernah dapat bantuan. “Sekolah ini tidak masuk prioritas utama,” sindirnya.
Dalam kesempatan itu, Dedi juga menginginkan agar pihak pemerintah datang dan menyaksikan sendiri bagaimana keadaan sekolah yang berada di tengah-tengah kota itu. Ia mengatakan bahwa pemerintah tidak adil, SD yang kondisinya sudah bagus dan sarana prasarananya sudah memadai tetap mendapat bantuan.
Mengenai ketidakadilan yang dikeluhkan oleh Dedi, Kepala Bidang (Kabid) Taman Kanak-kanak (TK)/ SD, H. Odjat Sukardjat mengatakan pemerintah saat ini sangat
selektif. Pemerintah mengutamakan sekolah-sekolah yang bangunannya tidak layak terlebih dahulu.
Ia mengakui, saat ini, setidaknya 40 persen Sekolah Dasar (SD) di seluruh wilayah Kota Serang kondisinya sudah tidak layak pakai. Menurutnya, kategori SD tidak layak, menurut Odjat saat ditemui di tempat kerjanya belum lama ini, adalah atap berlubang, tembok rusak atau mau roboh, lantai belum dikeramik, dan berdebu. Ia menyerukan kepada pihak sekolah agar bangunan-bangunan yang tidak layak itu segera dikosongkan dan siswanya disuruh belajar di rumah masing-masing. “Belajar di rumah masing-masing, bukan libur,” tegasnya
Mengenai SD atau sekolah-sekolah yang sudah bagus dan sarana-prasarananya sudah memadai tetapi tetap mendapatkan bantuan Odjat dalam kesempatan itu juga mengatakan bahwa hal tersebut bisa terjadi lantaran ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. (zen)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua