Daerah

Sekretaris NU Jateng Tegaskan Profesi Wartawan Pekerjaan Mulia

Sen, 14 September 2020 | 14:00 WIB

Sekretaris NU Jateng Tegaskan Profesi Wartawan Pekerjaan Mulia

Sekretaris PWNU Jateng H Hudallah Ridwan Naim (kiri) (Foto: NU Online/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online

Mewartakan sebuah kabar membutuhkan kejelian, kejujuran, dan ketelitian tersendiri. Menjalani profesi sebagai wartawan dengan dedikasi untuk mencerahkan masyarakat merupakan sebuah penghargaan tersendiri.

 

"Wartawan itu pekerjaan yang sangat mulia. Sebab, tugas mewartakan ini sangat penting," kata Sekretaris PWNU Jawa Tengah H Hudallah Ridwan Naim (Gus Huda) di Semarang.

 

Hal tersebut dinyatakan saat memberikan pemantaban tim jateng.nu.or.id di ruang rapat utama PWNU Jawa Tengah, Jalan dr Cipto 180 Kota Semarang, Sabtu (12/9).

 

Menyampaikan kabar menurutnya, bagian dari tugas kenabian. Hal ini suatu kemuliaan karena Rasul juga bertugas menyampaikan kabar (wahyu) dengan dukungan perlindungan dari Allah SWT. 

 

"Jadilah wartawan yang  memberikan pencerahan, bukan memprovokasi. Munculkanlah berita yang membangun, bukan yang merusak," pesannya.

 

Lebih lanjut dia menekankan, tak semua orang bisa memiliki kesempatan dan keterampilan merangkai kata seperti wartawan. Terlebih, ketika terdapat kata Nahdlatul Ulama yang melekat dalam profesi tersebut (wartawan media NU). 

 

"Kalau sudah ada kata NU kita harus bisa membumikan qanun asasi. Harus bisa memberikan suatu pembeda dalam pemberitaan," tuturnya.

 

 Wartawan senior Semarang Samsul Huda yang didaulat sebagai Direktur di NU Online Jateng meminta agar kader NU di Jateng, khususnya kontributor untuk meningkatkan kualitas menulis jurnalistik. 

 

"Harus sering nulis, meskipun sibuk tetap diusahakan nulis. Biar kemampuannya terus meningkat karena diasah," pesannya.

 

Selain itu sambungnya, kepekaan isu juga harus sering diasah. Sebab, kata asesor PWI Jateng ini, banyak hal yang bisa dijadikan sebagai bahan berita. Namun karena kepekaan terhadap konten kurang sering digunakan maka gagal menyajikan data jurnalistik yang menarik. 

 

"Kadang malah tidak jadi berita," ujarnya. 

 

Samsul berharap, hadirnya website NU Online di Jawa Tengah dapat menampung berita-berita organisasi dan keislaman yang selama ini tidak terwadahi di NU Online.

 

"Ini kesempatan kita para kontributor yang jumlahnya cukup banyak di Jateng untuk eksis kembali menggarap berita-berita kegiatan NU yang selama ini tidak tersalurkan lewat NU Online," pungkasnya.

 

Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz