Daerah

Sepekan Lebih, Jamaah Ibu-ibu Majelis Tanbih Abah Anom Bantu Korban Banjir Jakarta

Sel, 14 Januari 2020 | 14:15 WIB

Sepekan Lebih, Jamaah Ibu-ibu Majelis Tanbih Abah Anom Bantu Korban Banjir Jakarta

Komunitas ibu jamaah majelis Tanbih alm Abah Anom sedang menyalurkan bantuan di titik banjir di Jakarta Selatan.

Jakarta, NU Online
Organisasi perempuan Pondok Pesantren Suryalaya, Ibu Beres Laku Lampah (Ibu Bella) Jakarta melakukan aksi cepat tanggap dalam bencana banjir DKI Jakarta selama 7 hari berturut. Mereka menyalurkan bantuan pada dua titik banjir di Jakarta Selatan, Rawajati-Kalibata dan Pejaten.

Bantuan yang diberikan kepada para korban banjir berupa nasi boks, baju-baju layak pakai, mukena, Al-Quran, sajadah, kasur lipat, keperluan bayi, dan baju seragam sekolah.

“Kemanusiaan itu tumbuh tanpa sekat; ia hadir dari keajaiban nurani kita; ia tak mengenal musim,” Ketua Ibu Bella Jakarta Hj Lina Usman. 

Hal ini memotivasi organisasi wanita Ibu Bella Jakarta Pondok Pesantren Suryalaya yang memiliki lambang bunga teratai putih. Organisasi ini didirikan oleh Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin atau Abah Anom.

Nama perkumpulan “Ibu Bella” dengan simbolnya memiliki arti yang sangat dalam. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, nama itu berarti ibu-ibu yang memiliki perilaku baik lahir dan batin. Semua tindakan, pikiran, tutur kata, dan ibadah mereka sudah sesuai dengan kode etik pengamalan dari amalan Pondok Pesantren Suryalaya yang terdapat di dalam Tanbih.

“Selama tujuh hari para aktivis Ibu Bella Jakarta mengumpulkan donasi, menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat korban banjir, juga menyalurkannya secara langsung tanpa henti. Bahkan curah hujan Jakarta yang masih dalam prakiraan lebat dan tiada henti tak menghentikan langkah Ibu Bella Jakarta dalam meringankan beban korban banjir, khususnya di wilayah DKI Jakarta,” kata Hj Lina Usman.

Adapun hujan yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya berlangsung sejak malam pergantian tahun hingga Rabu pagi, 1 Januari 2020. Hujan membuat tinggi permukaan pintu air di Jakarta. Tak terelakan lagi, banjir mengepung lebih dari 100 titik di wilayah DKI Jakarta.
 

Editor: Alhafiz Kurniawan