Daerah

Shalat Ghaib dan Doa Terbaik untuk Mbah Moen dari Ponorogo

NU Online  Ā·  Selasa, 6 Agustus 2019 | 12:30 WIB

Shalat Ghaib dan Doa Terbaik untuk Mbah Moen dari Ponorogo

Tahlilan di Masjid Menara Al-Jariyah Jarakan Ponorogo untuk Mbah Moen.

Ponorogo, NU Online
Indonesia kembali berduka, kehilangan salah satu ulama kharismatik, KH Maimoen Zubair. Beliau merupakan seorang alim, ahli fiqih sekaligus muharrik atau penggerak.Ā 
Selama ini, Mbah Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia dalam bidang fiqh.
Ā 
Hal ini, karena yang bersangkutan menguasai secara mendalam ilmu fiqih dan ushul fiqh. Selain itu juga konsisten memberikan kontribusi bagi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kemaslahatan kehidupan kebangsaan.Ā 
Ā 
Berdasarkan rilis NU Online (6/8) Mbah Moen wafat pada pukul 04.17 (waktu Arab Saudi).
Ā 
Menindaklanjuti edaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), keluarga besar santri, ustadz dan ustadzah khususnya dari unit MTs Ma’arif 1 dan MA Ma’arif Pondok Pesantren Jarakan, Ponorogo, Jawa Timur menggelar rangkaian kegiatan.
Ā 
Hal tersebut dalam bentuk pembacaan pernyataan duka cita, shalat ghaib dan pembacaan tahlil atas wafatnya KH Maimoen Zubair.
Ā 
Kegiatan dilaksanakan siang tadi di Masjid Menara Al-Jariyah Jarakan Jl Soekarno Hatta VI/13 Ponorogo. Kegiatan ini diawai dengan pembacaan profil KH Maimoen Zubair, pernyataan duka cita dari Yayasan Al-Ittihad Ponorogo dan diakhiri dengan shalat ghaib dan tahlil.Ā 
Ā 
Shalat ghaib dan bacaan tahlil tersebut dipimpin oleh Ustadz Sugeng Robbani dari MA MNU Ponorogo.
Ā 
"Kita harus meneladani kegigihan Mbah Kiai Maimoen dalam memperjuangkan agama sekaligus kemaslahatan dalam kehidupan bangsa. Beliau memberikan teladan sikap konsisten, sikap zuhud, kedalaman ilmu dan kemuliaan lainnya untuk para santri," Ā demikian rilis pernyataan tertulis sebagaimana dibacakan oleh salah satu ustadz dari Yayasan Al-Ittihad Ponorogo.
Ā 
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 300 santri didampingi oleh para ustadz dan ustadzah. "Kegiatan ini bersifat spontan dan sebagai upaya membelajarkan para santri untuk meneladani khidmah para ulama untuk menegakkan agama sekaligus menjaga negeri ini," kata Murdianto selaku juru bicara Yayasan Al- Ittihad Ponorogo. (Ali Tamam/Ibnu Nawawi)