Daerah

Takkan Berkurang Harta yang Disedekahkan

Sel, 26 Mei 2020 | 20:00 WIB

Takkan Berkurang Harta yang Disedekahkan

Ketum Pergunu, KH Asep Saifuddin Chalim. (Foto: Istimewa)

Mojokerto, NU Online
Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) KH Asep Saifuddin Chalim 
mengingatkan bahwa ada hadist Nabi tentang sedekah yang harus menjadi semangat umat Islam untuk selalu berbagi.
 
"Wallahi Ma Naqasha Maalun min Shadaqotin. Demi Allah tidak akan berkurang harta yang dikeluarkan untuk sedekah," kata Kiai Asep terkait dengan pemberian bantuan yang dilaksanakannya pada bulan Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri kemarin.
 
Pengasuh Pesantren Ammanatul Umah itu memang dikenal sebagai sosok kiai miliarder yang loman (dermawan). Misalnya saja dalam bulan Ramadhan kemarin, sejak Jumat 15 Mei hingga Senin 18 Mei 2020, guest house Institut KH Abdul Chalim terus didatangi para ketua penanganan relawan Covid-19 Kabupaten Mojokerto.
 
Mereka secara bergiliran menerima bantuan dari Kiai Asep dalam rangka membantu relawan dan warga terdampak sosial ekonomi Covid-19. Selain itu, setiap tahun, Kiai Asep memang sudah sering memberi sedekah kepada fakir miskin hingga ber ton-ton beras.

Pada Ramadhan kemarin, bantuan yangdiberikan oleh salah satu putra pendiri NU tersebut berupa beras sebanyak 300 ton dan ribuan sarung dengan kualitas bagus dan berkelas. Sejumlah uang juga diberikan kepada para relawan. Pengambilan bantuan ini langsung dikoordinir oleh pihak desa masing-masing yang berada di daerah kabupaten Mojokerto.
 
Kiai asep mengaku berhari-hari mencari pusat penjualan beras karena tidak mudah membeli beras dalam jumalah yang sangat besar. "Ada yang setiap hari hanya bisa memproduksi 4000 kilo beras," kata Kiai Asep. Ia juga mengaku kesulitan memesan sarung dalam jumlah yang sangat besar.
 
Kiai Asep berkata bahwa apa yang dilakukannya belum seberapa dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan para konglomerat lainnya. "Kalau saya dibandingkan konglomerat-konglomerat seperseribunya kemampuan saya daripada konglomerat. Kalau saya bisa 300 ton, seorang konglomerat bisa 300.000 ton," katanya.
 
Jika banyak masyarakat yang saling membantu, menurut dia tidak akan ada kesulitan pemerintah dengan keikutsertaan konglomerat.
 
Selama beberapa hari tersebut, pembagian bantuan biasanya diadakan mulai pukul 17: 00 WIB yang diawali dengan zikir dan doa bersama sambil menunggu waktu berbuka. Setelah itu para aparat desa yang hadir dari seluruh Kabupaten Mojokerto itu disuguhi kurma dan air putih, yang dilanjutkan dengan shalat berjamaah dan makan bersama. Kegiatan lalu yang diakhiri dengan sambutan singkat dari Kiai Asep.
 
Kontributor: Muarif Rifat Syauqi
Editor: Kendi Setiawan