Daerah

Tekad NU Jatim Miliki Satu Juta Kader Bersertifikat

Rab, 7 Agustus 2019 | 12:00 WIB

Tekad NU Jatim Miliki Satu Juta Kader Bersertifikat

Tasyakuran satu tahun khidmah PWNU Jatim.

Surabaya, NU Online
Tidak terasa kepemimpinan KH Anwar Manshur dan KH Marzuki Mustamar telah memasuki satu tahun usai diberi amanah pada Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Saat ini tugas berat yang harus diemban adalah terus melakukan evaluasi atas khidmah yang telah dilakukan dan memastikan ketersediaan kader sesuai harapan.
 
Penegasan ini disampaikan KH Abdus Salam Sohib pada acara memperingati satu tahun masa khidmah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kegiatan digelar di ruang Salsabila kantor setempat, jalan Masjid al-Akibar Timur 9 Surabaya, Selasa (6/8). 
 
Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim ini, tasyakuran sebagai ajang evaluasi digelar setiap tahunnya. Mengingat NU membutuhkan evaluasi supaya lebih baik. 
 
"Ya setiap tahunnya kita adakan untuk bahan evaluasi kinerja selama satu tahun terakhir. Sekaligus membaca dan menatap tantangan ke depannya," katanya. 
 
Gus Salam, sapaan akrabnya menilai selama setahun kepengurusan, NU Jawa Timur perlu perbaikan-perbaikan baik di internal maupun eksternal. 
 
"Tentu yang menjadi prinsip kita salah satunya adalah perbaikan administrasi, supaya lebih transparan, akuntabel, sehingga menjadi organisasi yang modern dan profesional dari sisi internal," kata Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, Jombang ini. 
 
"Kemudian harakah, perlu kita masifkan lagi. Apalagi tantangan di masyarakat urban, kita akui belum melakukan penetrasi yang maksimal. Kita belum melakukan langkah-langkah strategis termasuk menjaring generasi milenial, ini perlu pemikiran yang matang dan strategi yang mendalam,” jelasnya. 
 
Misalnya artis Deddy Corbuzier yang beberapa waktu lalu memutuskan masuk Islam.
 
“Nah itu bisa kita jadikan strategi untuk menarik kaum milenial untuk semakin tahu tentang NU, setelah tahu tentang ajaran dan akidah NU niscaya mereka akan tertarik,” ungkapnya. 
 
Selain itu, fenomena hijrah yang digalakkan oleh masyarakat urban. “Kita harus meresponsnya dengan versi kita. Versi hijrah yang memenuhi subtansi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara Ahlussunah wal Jama’ah an-Nahdliyah," urainya.
 
Dalam pandangan Gus Salam, yang juga menjadi perhatian khusus adalah kaderisasi.
 
“Ini harus kita lakukan dengan baik dan istikamah. Sehingga kita punya angan-angan di tahun 2023 kepengurusan berakhir, sudah punya satu juta  kader yang bersertifikat," pungkasnya.
 
Tasyakuran diawali khatamil Qur’an dilanjutkan shalat ghaib berjamaah yang dipimpin Wakil Rais, KH Ali Maschan Moesa. Dilakukannya shalat ghaib tersebut dikhususkan kepada Mustasyar PBNU, KH Maimoen Zubair yang baru saja meninggal di Rumah Sakit Noor Makkah, Selasa (6/8).  
 
Usai shalat,  jajaran PWNU Jatim dan lembaga serta badan otonom berkumpul untuk merayakan satu tahun kepengurusan NU.  Hadir pada acara itu Wakil Rais PWNU Jatim KH Ali Maschan Moesa, KH Nuruddin A Rahman, juga katib, KH Syafruddin Syarif.
 
Dari unsur tanfidziyah hadir KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim. Demikian pula wakil ketua KH Abd A'la, KH Abdul Salam Sohib, KH Dzulhilmi,  dan M Koderi. 
 
Tampak pula Wakil Ketua PWNU Jatim, Misbahul Munir, wakil bendahara Mathorur Rozak dan puluhan pengurus lain.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi