Daerah

Terima Alat Deteksi Virus, Unusa Siap Tangani Corona

Sen, 29 Juni 2020 | 13:30 WIB

Terima Alat Deteksi Virus, Unusa Siap Tangani Corona

Alat real time PCR untuk Unusa hibah dari Kemendikbud siap digunakan. (Foto: NU Online/istimewa)

Surabaya, NU Online
Upaya untuk memastikan bahwa penanganan terhadap virus Corona dilakukan dengan seksama dan tuntas, terus dilakukan beragam pihak. Prinsipnya, semua pihak hendaknya dapat bersinergi demi membatasi perkembangan Covid-19 di negeri ini.

 

Kabar baik datang dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) karena mendapatkan hibah alat real time PCR dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud). 
 

PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit Covid-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona. Dan keberadaan alat tersebut sebagai salah satu upaya untuk membantu Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari dalam menangani virus Corona.

 

Agar dapat berfungsi secara optimal, maka sejumlah dosen dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Unusa khususnya program studi analis kesehatan mendapat pelatihan.
Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, Handayani menjelaskan dalam pelatihan ini ada sekitar 15 orang dosen yang dilibatkan. 

 

“Pelatihan ini disampaikan narasumber dari tim distributor alat real time PCR di laboratorium BSL 2 Unusa dan RSI,” katanya, Senin (20/6). 

 

Dijelaskannya, alat ini sebagai salah satu upaya Unusa, RSI, dan Yayasan Rumah Sakit Islam atau Yarsis untuk membantu pemerintah dalam menangani wabah virus Covid-19.

 

Handayani menjelaskan, selain Unusa, RSI Jemursari dapat menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan PCR. "Selama ini RSI Jemursari meminta bantuan ke rumah sakit lainnya untuk pemeriksaan PCR, jadi sekarang bisa melakukan sendiri," ucapnya.

 

Laboratorium real time PCR ini masih tahap pembenahan. Hal ini dilakukan agar virus yang lagi diteliti tidak dapat menyebar keluar ruang laboratorium. 

 

"Selagi menunggu, kami akan mengadakan pelatihan ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit atau BBTKLPP untuk mendapatkan sertifikat, serta mengurus izin operasional laboratorium," ungkap Handayani.

 

Melalui pengurusan izin ini, Handayani berharap alat real time PCR dapat digunakan secepatnya. Terlebih untuk membantu masyarakat dalam pemeriksaan PCR di RSI, apalagi RSI merupakan rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Unusa," bebernya.

 

Handayani berharap jika alat real time PCR dapat digunakan sebaik mungkin oleh mahasiswa Unusa, khususnya mahasiswa kedokteran serta analis kesehatan. 

 

"Dengan begitu, kami sudah mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang mumpuni ke depannya," pungkasnya. 

 

Pewarta: Ibnu Nawawi

Editor: Aryudi AR