Daerah

Terobosan Baru Pembelajaran Daring, Unusa Resmikan Dua Laboratorium 

Jum, 5 Februari 2021 | 12:00 WIB

Terobosan Baru Pembelajaran Daring, Unusa Resmikan Dua Laboratorium 

Praktik penggunaan pembelajaran daring di Unusa. (Foto: NU Online/Ibnu Nawawi)

Surabaya, NU Online 
Sejumlah terobosan terus dilakukan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya atau Unusa. Saat pandemi terus melanda, kampus kebanggaan NU ini melengkapi model pembelajaran daring dengan meresmikan dua laboratorium. Keberadaannya dapat digunakan untuk semua fakultas dan program studi. Dua laboratorium itu masing-masing laboratorium virtual reality dan laboratorium microteaching

 

"Laboratorium ini disiapkan untuk menjawab kegelisahan para dosen dan juga mahasiswa, terkait dengan mata kuliah yang mensyaratkan dan mewajibkan adanya praktikum,” kata Mohammad Nuh, Jumat (5/2) siang. 

 

Dijelaskan Ketua Yayasan Unusa tersebut, karena hampir semua program studi ada praktikum. Maka dua laboratorium yang baru diresmikan dapat dimanfaatkan untuk semua fakultas dan program studi.

 

Dirinya berharap dengan dua laboratorium tersebut kegiatan praktikum tidak menjadi kendala. Apalagi praktikum pada beberapa materi perkuliahan, menjadi prasyarat mutlak dalam menentukan kelulusan mahasiswa. 

 

Dalam pandangannya, pandemi jangan mengorban kualitas pembelajaran, yang bermuara pada keluaran lembaga pendidikan yang tak berkualitas. 

 

"Unusa menyiapkan semuanya itu melalui dua laboratorium ini yang tidak hanya untuk praktikum melalui virtual reality, tapi juga menyiapkan bahan ajar pada laboratorium microteaching," jelasnya.

 

Pak Nuh, sapaan akrabnya mengemukakan, selain bisa dimanfaatkan secara bersama, keberadaan laboratorium sekaligus bisa disetup sebagai production house atau PH untuk menyiapkan materi pembelajaran daring. 

 

"Sepengetahuan saya dan informasi dari vendor, teknologi dan perangkat yang disediakan di lab microteaching ini baru Unusa yang menggunakannya di Indonesia. Kami ingin mengenalkan sekaligus mengajak mahasiswa memanfaatkan teknologi terkini," tegasnya.

 

Nuh menjelaskan, keunggulan lab microteaching yang pertama di Indonesia digunakan di lingkungan lembaga pendidikan adalah karena memiliki interactive board sebagai pengganti white board. Interactive board adalah sebuah perangkan layaknya TV berukuran 50 sampai 80 inch dengan kemampuan touch screen.

 

Dinamakan interactive board karena pengguna bisa langsung berinteraksi dengan apa yang ditampilkan di papan tersebut seperti, presentasi, video, dan lain lain. Selain itu agar mempermudah tenaga pengajar dalam menjelaskan suatu materi di lengkapi pula dengan teknologi bernama lightboard.

 

"Cara kerja teknologi ini cukup sederhana, mirip dengan papan tulis pada umumnya, namun alih-alih menggunakan papan, light board menggunakan kaca, sehingga tembus pandang," jelasnya.

 

Rektor Unusa, Achmad Jazidie sangat berterima kasih atas upaya yayasan yang ikut memikirkan kebutuhan mendesak di tengah keterbatasan proses pembelajaran daring.

 

"Kini praktikum tidak lagi menjadi kendala. Melalui lab virtual reality mahasiswa bisa melakukan praktikum secara virtual," katanya. Sementara di lab microteaching, mahasiswa bisa melakukan praktik mengajar yang sesungguhnya, sedang dosen bisa men-setup lab-nya untuk PH menyiapkan materi perkuliahan untuk daring dengan lebih baik, lanjutnya.

 

Dikatakannya, Unusa berusaha untuk bisa beradaptasi dengan kondisi kekinian, tapi juga dibarengi dengan tindakan kreatif.

 

Hadir pada persemian tersebut Ketua LLDikti Wilayah 7 Jatim, Suprapto. Sedangkan Dirjen Dikti Nizam, dan Mohammad Nasir sebagai Ketua LPTNU Pusat hadir secara daring. 

 

Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Kendi Setiawan