Daerah

Terobosan IPNU-IPPNU di Mojokerto Wujudkan Milenial Bebas Narkoba

Sen, 17 Februari 2020 | 12:15 WIB

Terobosan IPNU-IPPNU di Mojokerto Wujudkan Milenial Bebas Narkoba

Talk show masalah narkoba yang digelar IPNU-IPPNU Jetis, Mojokerto bersama BNN. (Foto: NU Online/Syaiful Alfuat)

Mojokerto, NU Online
Narkoba atau yang sering dikenal sebagai obat-obatan terlarang, tidak hanya menggerus fisik dan mental para pengguna. Juga sebagai pengancam kualitas generasi muda Indonesia. Karenanya, mengenalkan bahaya narkoba sangat mendesak untuk dilakukan.
 
Kesadaran itulah yang mengemuka dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Mereka menggelar talk show sebagai sinergitas IPNU-IPPNU bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mojokerto dan dipusatkan di Balai Desa Ngabar, Jetis, Ahad (16/2).
 
Ketua BNN Kota Mojokerto AKBP Suharsi menjelaskan pada era milenial seperti ini banyak ancaman yang menyerang generasi muda, tidak terkecuali narkoba. Narkoba sendiri narkotika, psikotropika dan zat adiktif dimana dzat ini sangatlah berbahaya dan berdampak pada mental atau fisik apabila dikonsumsi. 
 
“Dunia narkoba adalah dunia pergendengan atau dunia kehancuran,” katanya di hadapan undangan termasuk sejumlah badan otonom di lingkungan NU. 
 
Perumpamaan gendeng atau gila tentu mengerikan, tapi memang demikian. Efek-efek yang dihasilkan oleh narkoba sendiri beragam, secara fisik nampak kurus kering, dan secara mental sangat pemarah. Bahkan bisa juga mengakibatkan kelainan yang serius seperti paranoid dan halusianasi. 
 
Selama kegiatan berlangsung, Suharsi tidak hanya memaparkan akibat penyalahgunaan narkoba, tapi juga menunjukkan bahwa Indonesia termasuk Mojokerto merupakan pasar yang sangat strategis sebagai pemasok narkoba.
 
“Detil harga narkoba mulai dari sabu, ganja dan sebagainya yang terbilang tidak murah bahkan contoh kasus yang telah digarap oleh BNN Mojokerto bukanlah kasus yang remeh dan sepele. Narkoba hingga kini masih menjadi ancaman bagi setiap orang apalagi bagi generasi muda yang notabenenya adalah penerus bangsa,” ungkapnya. 
 
Suharsi sangat menyayangkan generasi muda yang ditempeli kasus narkoba. Dengan demikian adanya sebuah wadah bagi para pelajar dan pemuda-pemudi seperti IPNU-IPPNU sangat perlu untuk memperhatikan, mencegah dan membentengi kader-kadernya dari narkoba. 
 
“Ayo selamatkan kita semua bukan hanya dari jeratan narkoba, tapi juga dari jeratan menua di penjara. 80 persen kasus narkoba dipenjara. Di BNN atau di kepolisisan, 5 gram 5 tahun dipenjara. Di penjara itu tidak kuat, menjijikkan. Penjara adalah neraka dunia.” terang Suharsi dengan menyampaikan narkoba beserta ancamannya.
 
Karena itu dirinya mengajak hadirin berjuang bersama BNN. IPNU-IPPNU harus bisa membentengi kadernya. 
 
“Indonesia bisa hancur lebur dengan narkoba. Karena rusak anak bangsa, juga rusak ekonomi negara,” tegasnya. 
 
Suharsi juga memaparkan mengenai banyaknya oknum religius yang menghalalkan narkoba dengan alasan tidak memabukkan bahkan tidak tercantum dalam Al-Qur’an. Karena itu dirinya mengimbau kepada seluruh kader untuk mengkaji lebih dalam mengenai konsep halal haram dalam berpenghasilan melalui narkoba.
 
Kegiatan diiringi dengan pesan dan harapan yang disampaikan Mufidah Rizky selaku ketua pelaksana yang menyebut bahwa pengetahuan narkoba ternyata sangat penting. 
 
“Talk show seperti ini harus sering diadakan mengingat maraknya pengedara narkoba, apalagi sekarang pengedar bahkan masih remaja. Karenanya para pelajar milenial lebih cerdas dalam memilih pergaulan,” pungkasnya.
 
 
Kontributor: Syaiful Alfuat
Editor: Ibnu Nawawi