Daerah

Tim Banser Masih Dampingi Korban Banjir Trenggalek

Jum, 19 Agustus 2016 | 06:07 WIB

Trenggalek, NU Online
Tim Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Trenggalek hingga kini, Jumat (19/8) terus aktif membantu masyarakat yang terkena dampak banjir. Satkorcab Banser Trenggalek menurunkan jumlah personil lebih banyak lagi dari sebelumnya hanya 50 anggota. Semua personil Banser di daerah terdekat diterjunkan ke lokasi.

“Mulai tadi malam ratusan Banser diterjunkan untuk membantu dan mengganti sahabat yang lain,” ujar Kepala Bagana Satkorcab Banser Trenggalek Joko Among Mitro kepada NU Online tadi pagi.

Sebagimana diberitakan sebelumnya banjir bandang disertai longsor melenda empat kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Selain merendam ribuan rumah, banjir juga menyebabkan satu orang tewas dan ruas jalan antar Kecamatan Kampak-Munjungan dan Kampak-Gandusari sempat terputus.

Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah terjun langsung meninjau titik-titik lokasi banjir yang melanda wilayah daerahnya.

Hal serupa dilakukan Wakil Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin dengan rombongan berbeda untuk memastikan langkah kedaruratan yang dilakukan tim BPBD bersama masyarakat.

Menurut keterangan Emil, kondisi banjir di jalur utama Kampak-Gandusari membuat mobilitas terganggu.

Tim BPBD baru bisa bergerak menembus banjir setelah hujan yang terjadi sejak Selasa (16/8) malam mulai reda pada Rabu (17/8) pagi, sehingga mobil damkar dan logistik bantuan makanan siap saji bisa tersalurkan ke penduduk yang terjebak di pemukiman terdampak banjir.

"Jalur Munjungan-Kampak juga perlu penanganan ekstra dan mungkin tidak selesai sehari karena ada banyak titik yang terkena dampak longsor," kata Emil.

Saat banjir melanda sejak subuh, Emil telah menginstruksikan agar pintu-pintu dam di aliran Sungai Dawung dan Widoro dibuka.
Menurut dia, langkah cepat itu diperlukan karena banjir terus bergerak ke desa-desa. Banjir dipicu curah hujan yang tinggi.
Camat Gandusari Joko Susanto menambahkan, selain membersihkan sisa-sisa banjir di fasilitas publik, pemerintah juga masih berusaha menolong korban.

"Prioritas kami adalah mereka yang masih terisolir. Sejak kemarin bantuan bisa mencapai korban yang terisolir,” katanya.

Kata Joko, banjir juga menelan satu korban jiwa di Desa Senden, Kecamatan Kampak. Seorang nenek bernama Sukila, 80 tahun, meninggal dunia tertimbun longsoran. Ia sedang tidur ketika bencana terjadi.

Selain kerusakan bangunan dan korban jiwa, banjir juga merusak sumber ekonomi warga. Lahan pertanian seluas puluhan hektar dan usaha warga berupa kolam ikan juga rusak. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)