Daerah

Tips Menghemat Pengeluaran dan Menambah Pemasukan di Era Sulit

Ahad, 28 Agustus 2022 | 07:00 WIB

Tips Menghemat Pengeluaran dan Menambah Pemasukan di Era Sulit

Ilustrasi hemat pengeluaran dan menambah pemasukan.

Jombang, NU Online
Di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini, yakni mahalnya barang-barang kebutuhan pokok, Imaduddin selaku Motivator dan Business Consultant Director, memberikan tips-tips menghemat pengeluaran sekaligus menambah pemasukan dari berbagai sumber yang halal.


“Tips pertama, menahan dan mengendalikan diri serta merubah pola pikir bahwasanya kita memenuhi kebutuhan hidup bukan memperjuangkan gaya hidup,” kata Imaduddin kepada NU Online, Sabtu (27/8/2022).


Menurut dia, tips kedua yaitu melakukan silaturahim virtual dan luring serta tidak malu untuk membuka diri. Dengan menambahkan silaturahim, maka menambah koneksi kepada para pengusaha dan membuka peluang datangnya penghasilan baru.


“Bukan iri atas kesuksesan orang, tapi ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Tanamkan pada diri, kita bukanlah konsumtif, tapi produktif,” imbuh alumnus Pesantren Nurul Huda Banyuwangi ini.


Dikatakan, hal terpenting dalam menekan pengeluaran yaitu memilah mana hal yang paling dibutuhkan dan sekadar gaya hidup. Karena itu, penting mengubah pola pikir. Sebab, manusia cenderung melakukan apa yang dipikirkan, bukan memikirkan apa yang dilakukan.


Oleh karena itu, jikalau tidak mempunyai modal uang untuk mencukupi kebutuhan hidup, maka ada baiknya gunakan gaya hidup untuk mencukupi kebutuhan hidup kita.


“Tips ketiga, gunakan media sosial untuk menghasilkan uang bukan menghabiskan uang. Menjadi konten kreator tapi tetap dengan fondasi agama,” tegas Imaduddin.


Ia menambahkan, saat ini pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat. Angkanya pun di atas 200 juta. Hal ini harus dilihat sebagai peluang bisnis yang besar.


“Tidak perlu ke mana-mana, tapi barang dagangan ke mana-mana. Bahkan sekarang, bisa memulai bisnis tanpa modal, hanya modal posting barang,” ungkapnya.


Sebuah kesuksesan, lanjut dia, dimulai dari angka 0. Akan tetapi, ketika seseorang tidak memulainya dari angka 1, maka tidak akan ada 2.3.4.5.6.7 dan seterusnya.


“Belajar digital marketing, di mana jasa kita bisa dinikmati serta bisa menjadi tontonan yang bisa dijadikan tuntunan. Lakukan sesuatu yang kita pikirkan. Kalau orang lain bisa, pasti kita mampu. Tugas kita itu ikhtiar, bukan sukses,” tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Musthofa Asrori