Jakarta, NU Online
Lembaga Dakwah Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren (LDTQN) Suryalaya Jakarta mengadakan program khalwat 40 hari. Kegiatan ini dimulai Jumat, 28 Februari 2020 sampai hari Rabu, 8 April 2020.
Rangkaian kegiatan program khalwat dimulai pada hari pertama pukul 15:30 WIB di Masjid Al-Mubarok TQN Center, Rawamangun, Jakarta Timur. Sebanyak 25 orang peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti program ini.
LDTQN Suryalaya Jakarta mengadakan program ini adalah agar para peserta dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekaligus memantapkan diri menghadapi tugas-tugas besar.
"Setiap orang memerlukan latihan yang intensif, terfokus, dan dalam periode waktu tertentu sehingga dapat terbentuk pola perilaku yang menetap atau disiplin," ujar Ustadz H Handri Ramadian, Ketua LDTQN Suryalaya Jakarta.
Ia mengatakan khalwat adalah ibadah dan merupakan tradisi para nabi, seperti Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW. Para nabi menjalani program ikhalwat sebelum menerima tugas-tugas besar dari Allah SWT.
"Khalwat juga dijalankan oleh sebagian para alim ulama, terutama ulama sufi, dari dulu sampai sekarang," imbuhnya.
Ustadz Handri juga menjelaskan beberapa tujuan khalwat ini. Pertama, membentuk kader muballigh yang bercorak tangguh, modern, dan bermartabat. Kedua, membentuk kader mubaligh yang kontemplatif (tangguh amaliah ritualnya) sekaligus transformatif (tangguh melakukan perubahan sosial).
Ketiga, membentuk kader mubaligh yang memiliki kompetensi membimbing pengamalan amaliah Dzikir Harian, Dzikir Khatam, Manaqib, serta Shalat-shalat Sunnat. Keempat, membentuk kader muballigh yang memiliki kompetensi dalam berdakwah.
"Kelima, membentuk kader mubaligh yang mampu mengembangkan organisasi dan manajemen dakwah serta membangun jejaring (network) dan sinergi dengan organisasi islam dan tarekat lain, organisasi pemerintah, organisasi bisnis, maupun organisasi masyarakat lainnya," paparnya.
Selama menjalani program khalwat 40 hari, para peserta diberikan berbagai macam materi dengan tiga kompetensi. Yaitu, kompetensi tasawuf dan ibadah berupa materi-materi tasawuf dan fiqih ibadah dari shalat, puasa, zakat, umrah dan haji, doa-doa sampai pemulasaran jenazah (teori dan praktik).
Materi lainnya kompetensi teknis berupa materi teknik berupa falakiyah, pembuatan dan penyampaian presentasi, teknik public speaking, teknik penulisan, teknik konseling, teknik pemanfaatan tekno-infokom untuk pembelajaran, dan lain-lain.
Berikutnya, kompetensi manajerial berupa kepemimpinan, organisasi dan manajemen, supervisi dan fasilitasi serta pengembangan diri.
"Selama menjalankan program khalwat 40 hari, para peserta berpuasa juga merutinkan dan memperbanyak dzikir dan doa, terutama doa untuk kemashlahatan dan keselamatan bangsa, terutama dari bahaya wabah penyakit virus Corona yang sekarang sedang mengglobal," pungkas Ustadz H Handri.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan