Daerah

Tradisi Jelang Ramadhan Tokoh NU Asal Bireuen, Ajarkan Suluk dan Khalwat Tarekat

Sel, 5 Maret 2024 | 11:00 WIB

Tradisi Jelang Ramadhan Tokoh NU Asal Bireuen, Ajarkan Suluk dan Khalwat Tarekat

Tradisi menjelang Ramadhan umat Islam di Bireuen, yaitu melaksanakan suluk tarekat (Foto: Helmi Abu Bakar/NU Online)

Bireuen, NU Online
Tradisi menjelang Ramadhan, Mustasyar PBNU Syekh H. Hasanoel Basri HG atau akrab disapa Abu MUDI adalah mengijazahkan beberapa tarekat secara umum kepada santri dan masyarakat.
 

"Kebiasaan dan menjadi tradisi jelang Ramadhan, Al-Mursyid Abu Mudi kembali secara umum akan mengijazahkan beberapa tarekat dan wirid kepada masyarakat dan santri serta dewan guru," ungkap Tgk. Muhammad Ali Laweung Ketua Lembaga Pengembangan Dzikir dan Tarekat (LPDT) kepada NU Online, Selasa, (27/2/2024)


Tgk. Muhammad Ali menyebutkan di antara tarekat yang akan diijazahkan adalah Naqsyabadiah, Syattariah, Hizbu Al-Bahar, Khalwatiyah dan beberapa tarekat muktabarah lainnya.
 

Munafis Tarekat Naqsyabandiyah itu menyebutkan, biasanya di Dayah MUDI Samalanga pelaksanaan suluk dilaksanakan minus dua hari jelang Ramadhan dengan minat peserta yang tinggi. Pengalaman tahun sebelumnya, suluk diikuti ribuan orang orang, sedangkan yang turut khalwat ratusan orang.


Menurutnya, ijazah tarekat adalah sesuatu amalan yang diberikan mulai dari Nabi Muhammad kepada sahabat, sahabat kepada tabi'in, tabi'in kepada tabi'it tabi'in sampai kepada para ulama, kiai dan para guru zaman sekarang. 


Ijazah juga, katanya melanjutkan, adalah satu bentuk perizinan dari para ulama atau kiai kepada para santri dan masyarakat untuk mengamalkan satu amalan yang bermanfaat yang berkenaan dengan masalah-masalah duniawi atau masalah-masalah ukhrawiyah
 

Guru senior Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga ini mengungkapkan bahwa dalam mengamalkan wirid yang diijazahkan oleh para ulama ini akan memberikan atsar, manfaat, dan berkah yang luar biasa manakala dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.
 

Menurutnya, ijazah tarekat merupakan ciri khas Nahdliyin dan santri untuk menjaga diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia dari segala hal yang ingin menghancurkannya. 


"Maka dengan ijazah ini nanti insyaallah kita akan selalu bersama dan mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat,'' paparnya.


Tgk. Muhammad Ali menceritakan bahwa di Dayah MUDI Samalanga pelaksanaan khalwat tarekat Syattariyah dan suluk Naqsyabandi telah lama dilaksanakan dengan jamaah bukan hanya dari kalangan santri, dewan guru juga masyarakat.