Tradisi Menulis Kiai Harus Mampu Diteruskan Santri
NU Online · Ahad, 12 April 2015 | 14:01 WIB
Yogyakarta, NU Online
Santri tidak selamanya ngaji. Santri juga harus memiliki skill menulis. agar ilmu yang diaji selama di pesantren dapat disebarluaskan ke khalayak luas. Untuk itu Pondok Pesantren Binaul Ummah bekerjasama dengan Majalah Bangkit mengadakan pelatihan jurnalistik bagi para santri di Aula di PP Binaul Ummah, Ploso Wonolelo, Pleret Bantul Yogyakarta, Jum’at (10/4) Malam.<>
Pengasuh Pondok Pesantren Bina’ul Ummah KH Ikhsanudin menyambut baik kegiatan tersebut. Dia mengharapkan agar kru Majalah Bangkit berkenan untuk membimbing para santri dalam mengembangkan dunia tulis-menulis.
Pimpinan Redaksi Majalah Bangkit, Muhammadun mengungkapkan, santri tanpa menulis akan termakan zaman. Eksistensi penulis santri masih belum banyak. Sebab itu, perlu dilahirkan penulis-penulis baru dari para santri.
“Semangat menulis kiai harus diteruskan para santri. Dulu para ulama banyak melahirkan karya-karya fenomenal, seperti Syeikh Nawawi al-Bantani, Syeikh Mahfud at-Tirmasi dan KH Sahal Mahfudz, dan lain-lain,” ujar Muhammadun.
Dengan menulis, lanjut Muhammadun, santri bisa menceritakan perjuangan kaum sarungan yang selama ini masih dipandang sebelah mata. Perjuangan para kiai yang ikhlas membina umat tidak banyak yang mengekspose. Karena penulis dari santri masih bisa dihitung.
“Kalau bukan santri yang menulis perjuangan para kiai, lalu siapa lagi,” tegas pria kelahiran Pati tersebut. (Suhendra/Fathoni)
Terpopuler
1
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
2
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
3
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
4
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua