Daerah
Tuduh Santri Terpapar Covid-19, RMINU Kendal: Dinkes Kendal Meresahkan
Sel, 7 April 2020 | 23:30 WIB
Jajaran PC RMINU Kendal, Jawa Tengah (Foto: NU Online/Rifqi Hidayat)
Ahmad Rifqi Hidayat
Kontributor
Kendal, NU Online
Ketua Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Kendal, Jawa Tengah KH Mudhofir mengungkapkan, di Kaliwungu Selatan ada 6 pesantren di bawah naungan RMINU. Dari hasil pengecekan yang dilakukan pihaknya, tidak ada satu pun santrinya positif Corona.
"Kami telah melakukan penelusuran, tak satu pun santri yang terpapar virus Corona. Saya tidak tahu pesantren mana yang dimaksud," tegasnya menanggapi pernyataan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Kendal terkait ada santri positif terkena virus Corona (Covid-19).
Kepada NU Online, Selasa (7/4) usai pertemuan pengasuh pesantren se-Kaliwungu Selatan, di Pesantren Miftahul Huda Magelung, Kaliwungu Selatan, Kiai Mudhofir menyampaikan, pihaknya sudah melakukan investigasi dan hasilnya nihil.
"Tidak benar ada santri yang terpapar. Ini sekaligus membantah pernyataan Kadinkes Kendal yang kami anggap meresahkan dan merugikan dunia pesantren," imbuhnya.
Disampaikan, pernyataan Kepala Dinkes Kendal yang menyebut ada salah satu santri di pesantren wilayah Kaliwungu Selatan positif terjangkit Covid-19 dianggap sebagai langkah yang gegabah. Akibat pernyataan itu menjadikan keresahan di masyarakat terhadap pesantren.
Menurutnya, pernyataan Kadinkes kepada wartawan telah menciptakan rasa ketakutan dan trauma yang mendalam di tengah masyarakat yang sedang berjuang melawan wabah virus Corona.
Koordinator penanganan wabah Covid-19 PCNU Kendal, Khusnul Huda mengaku menghargai sikap Kadinkes yang merahasiakan identitas penderita. Hanya saja, pihaknya merasa aneh karena foto penderita saat berada di tempat isolasi justru tersebar luas di media sosial.
"Apakah begitu standar penanganan wabah Covid-19 di Kendal? Saya kira penyebaran foto ini melanggar undang-undang, apalagi penderita masih di bawah umur," tegasnya.
Alumnus Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga merasa aneh, terkait penanganan anak berinisial R tersebut. Sebab yang bersangkutan sebelumnya ditangani di RSUD, tapi sudah diperbolehkan pulang walaupun hasil tes belum keluar. Baru 2 hari kemudian, dijemput karena dinyatakan positif.
“Hal ini sangat riskan dan menjadi persoalan bagi keluarga, lingkungan dan orang-orang yang berinteraksi dengan pasien tersebut. Artinya pihak Dinkes membiarkan warga yang positif Covid-19 untuk berinteraksi dengan minimal keluarga, atau tempat tinggalnya. Saya rasa Kadinkes juga harus bertanggungjawab masalah ini,” tegasnya.
Huda yang juga Ketua LAZISNU Kendal meminta Pemkab Kendal bisa melakukan langkah cepat, taktis dan strategis dalam penanganan wabah Corona di Kabupaten Kendal.
"Langkah taktis dan strategis yang bisa membuat masyarakat tenang menghadapi wabah ini, bukan justru membuat pernyataan-pernyataan yang blunder dan meresahkan. Dan semoga wabah ini segera berlalu, sehingga masyarakat bisa menyambut Ramadlan mulia dengan gembira," pungkasnya.
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Membatalkan Puasa Syawal karena Disuguhi Hidangan saat Bertamu, Bagaimana Hukumnya?
2
Khutbah Jumat: Meraih Pahala Berlimpah dengan Puasa Syawal
3
Hukum Mengulang Akad Nikah karena Grogi
4
Khutbah Jumat: Menata Pola Hidup Positif Pasca-Ramadhan
5
Tellasan Topak, Tradisi Perayaan Lebaran Ketupat di Madura pada 8 Syawal
6
Sejarah Awal Berdirinya Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon
Terkini
Lihat Semua
