Daerah

Pulau Bawean Ditutup Sementara Demi Cegah Corona

Sel, 7 April 2020 | 14:15 WIB

Pulau Bawean Ditutup Sementara Demi Cegah Corona

Kita memberikan edukasi ke masyarakat tentang corona karena masyarakat di Bawean banyak belum memahami, bahkan menganggap enteng corona. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Pemerintah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur menghentikan transportasi penumpang laut dari dan ke Pulau Bawean, selama dua minggu terhitung 8 April 2020 dalam rangka mencegah meluasnya wabah Covid-19. Keputusan ini merupakan tindak lanjut atas permintaan masyarakat Bawean melalui rapat warga yang disampaikan kepada Bupati Gresik beberapa waktu sebelumnya.

Penutupan akses ini tidak menutup jalur pengiriman barang melalui kapal bernama Gili Lyang yang tetap beroperasi mengangkut kebutuhan warga dan penumpang dalam keadaan darurat. Surat itu juga mewajibkan penyemprotan disinfektan pada kapal dan muatan secara rutin setiap kali pelayaran.

“Terkait dengan penghentian sementara operasi kapal cepat lintas penyeberangan Gresik-Bawean, maka distribusi kebutuhan logistik (sembako) dari gresik ke Pulau Bawean dan sebaliknya akan menggunakan KMP Gili Iyang,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik, Nanang Setiawan, dalam surat keterangannya, di Gresik, Senin (6/4).

Menanggapi hal itu, Ketua PCNU Bawean Fauzi Rauf mengatakan bahwa tindakan tersebut memang diperlukan dalam rangka pengantisipasi penularan Covid-19 di Pulau Bawean. Ia bahkan menyebut bahwa keputusan tersebut berangkat dari rekomendasi warga Bawean sendiri yang meminta Pemerintah Gresik mengambil tindakan antisipatif tehadap penyebaran wabah dengan menghentikan keluar dan masuk masyarakat dari dan ke Bawean.

“Saya sangat mengapresiasi pembatasan ini. Usaha meminimalisasi penyebarannya dengan mengentikan kapal pennumpang sementara sangat bagus. Menurut saya memang harus begitu. Sebab sudah ada puluhan Orang Dalam Pengawasan di Bawean, dan makin hari makin banyak,” kata Fauzi kepada NU Online, Selasa (7/4).

Namun ia menekankan kepada pemerintah agar mengantisipasi kelangkaan kebutuhan pokok di Bawean dengan memastikan jadwal kapal pengiriman barang. “Jangan sampai kapal barang tidak jalan, karena akan menyebabkan kelangkaan barang,” katanya. 

Menurut Fauzi, warga Bawean sangat menghawatirkan jika terjadi penyebaran wabah di pulau ini, mengingat tidak adanya fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadahi untuk menghadapi wabah ini jika menyebar di antara masyarakat pulau.

Langkah antisipasi ini diambil karena ketiadaan tindakan lain yang dilakukan pemerintah kabupaten setempat seperti pengecekan virus Covid-19 yang memadai. “Tidak ada pengecekan Covid-19 di Bawean. Tidak ada fasilitasnya. Paling sebatas semprotan disinfektan di kampung-kampung,” katanya.

Ia mengatakan, fasilitas kesehatan di Bawean dapat dibilang belum memadai untuk penanganan Covid-19. Pulau seluas 200 kilometer persegi dengan penduduk kurang lebih 150 ribu jiwa ini hanya memiliki fasilitas kesehatan sederhana seperti RSUD Umar Mas'ud, Puskesmas Kecamatan Sangkapura, Puskesmas Kecamatan Tambak, dan dua klinik swasta Harapan Bunda dan Assifa.

Tantangan lain dari penghentian penyebaran wabah ini adalah kultur masyarakat Bawean yang tidak sepenuhnya melakukan social dan physical distancing. Namun demikian masyarakat di Bawean sudah tidak lagi melakukan aktivitas dengan melibatkan orang banyak.

Social distancing jalan ‘separuh-separuh’, karena kultur masyarakat Bawean yang susah meninggalkan kumpul-kumpul. Ya ada perubahan misalnya nikahan cuma 20 orang yang boleh diundang. Kalau ada selametan, makannya kotakan dan dibawa pulang,” kata dia.
 
Peran PCNU Bawean
Dalam keadaan demikian, NU Bawean telah membentuk tim NU Peduli Covid-19 untuk berpartisipasi dalam penanganan wabah ini. Ia mengatakan, tim ini memiliki tiga tugas utama yakni melakukan pendataan terhadap fasilitas peribadatan yang membutuhkan alat pencegahan corona, mengadakan dan mendistribusian keperluan tersebut, dan memberikan edukasi pada masyarakat tentang Covid-19.

“Kita mengidentifikasi masjid yang kurang perlengkapannya. Lalu kita memberikan edukasi ke masyarakat tentang corona karena masyarakat di Bawean banyak belum memahami, bahkan menganggap enteng corona. Kalau ada masyarakat yang masih begitu, kita kirim tim dan sahabat-sahabat Ansor,” ujarnya.

Sejak PBNU mengintruksikan agar membantu menangani corona, PCNU Bawean secara berkala melakukan aksi seperti penyemprotan masjid, menyalurkan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan, sambil terus melakukan pendataan dan edukasi warga.

Organisasi kemahasiswaan PMII Cabang Bawean juga mengambil bagian dengan aksi penyemprotan disinfektan di sekitar kawasan pelabuhan Bawean saat penumpang datang dari Gresik. Aksi yang dilakukan puluhan aktivis ini dilakukan dalam rangka mengurangi potensi penyebaran Covid-19.
 

Pewarta: Ahmad Rozali
Editor: Alhafiz Kurniawan