Daerah

Umat Islam di Bogor Santuni Yatim Meriahkan ‘Asyuro

NU Online  Ā·  Senin, 28 Desember 2009 | 06:51 WIB

Bogor, NU Online
Umat Islam di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengisi 10 Muharram atau lebih dikenal dengan sebutan ā€˜Asyuro yang jatuh pada Ahad, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan bernuansa keagamaan.

Dalam perbincangan dengan NU Online di Bogor, Ahad, Ahmad dari DKM Al-Barokah, Kampung Bojongsempu, RW 06, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, mengatakan, warga setempat memeriahkan 10 Muharram dengan memberikan santunan kepada anak yatim.<>

"Sudah menjadi tradisi, pada setiap 10 Muharram, kami selalu memberikan santunan yatim. Buat kami 10 Muharram merupakan lebaran bagi yatim, karena pada momentum ini kami biasa berbagi dengan mereka," kata Ahmad, yang menamatkan studi di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor.

Lebih lanjut Ahmad mengatakan, pada 10 Muharram kali ini, warga Bojongsempu memberikan santunan kepada puluhan yatim setempat. Santunan tersebut diberikan sebagai bantunan bagi anak yatim agar mampu menutupi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk pangan dan pendidikan.

Selain memberi santunan, warga Bojongsempu juga mengajak yatim setempat berlibur dengan mengunjungi wahana wisata. Mereka diajak mengunjungi kawasan wisata Cibubur, Jakarta Timur.Ā Ā Ā 

Ahmad mengemukakan, kegiatan berwisata ke Cibubur, diikuti oleh ratusan warga setempat, dengan mengendari puluhan kendaraan angkutan kota (angkot).

"Perayaan 10 Muharram di desa kami selalu berjalan meriah, karena masyarakat sudah menganggap momentum tersebut sebagai lebaran bagi yatim, sehingga berlomba-lomba menyantuni dan membahagiakan yatim," tutur dia.

Sementara itu, Saepullah, kepala SMP Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Sukaraja menambahkan, pihaknya juga mengisi 10 Muharram dengan menggagas sejumlah even, antara lain dengan menyantuni anak yatim, istigotsah hingga menggelar pelatihan kepemimpinan bagi siswa setempat.

"10 Muharram kami jadikan sebagai wahana berbagi dengan yatim. Selain itu kami juga menularkan tradisi menyantuni yatim kepada siswa SMP, agar begitu mereka dewasa peduli terhadap nasib yatim dan dhuafa," terangnya. (hir)