Sebagai wujud nyata Program Indonesia Menanam, secara swadaya Warga Pesisir Pantai Desa Kaliwlingi, Brebes Jateng menanam pohon mangrove (bakau) sebanyak 150 ribu batang Kamis hingga Ahad (27-30/11). Langkah ini dilakukan guna melestarikan hutan setempat yang rusak parah seluas 800 hektar.
“Lebih kurang 800 hektar, hutan kami rusak akibat perluasan tambak dan penebangan liar,” ungkap Ketua Paguyuban Mekarsari Raidi (46) disela-sela penanaman.<>
Secara swadaya, lanjut Raidi, masyarakat desa Kaliwingi mencari bibit dan menanam demi kelestarian hutan. “Selama tiga hari, kami menanam 90 ribu batang dan yang 60 ribu batang dalam tahapan persemaian. Sebulan lagi, kami kembali menanam,” papar Raidi.
Areal yang ditanam, meliputi muara sungai Jonggol dan areal tambak yang bakaunya sudah rusak. Tampak dengan semangat para Bapak-Ibu bahkan anak-anak bahu membahu menanam dengan bimbingan Tim Teknis dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI).
Koordinator Pelaksana aksi tanam Mashadi menjelaskan, sebenarnya kerusakan hutan terjadi bukan oleh warga setempat. Tapi oleh ulah pendatang yang dengan seenaknya menebang dan mengangkut kayu dengan prahu-prahu kecil sebagai kayu bakar.
“Kami tidak bisa menegur mereka karena kami tidak memiliki payung hukum. Kalau ditegur bisa terjadi kontak fisik, jadi kami hanya diam saja,” ungkapnya getir.
Untuk itu, Mashadi memohon kepada aparat penegak hukum dalam hal ini Polres Brebes untuk sering-sering mengadakan patroli. “Pelakunya, biar jera harus diberi sangsi hukum,” pintanya.
Ikut memantau dan memberi suport dalam kesempatan tersebut, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) Jakarta. Ketua Yayasan KEHATI Damayanti Bukhori melalui Direktorat Bagian Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Basuki mengacungkan jempol langkah warga Kaliwlingi sebagai suhada (penyelamat) bumi.
Basuki menyesalkan langkah pemerintah yang menggolkan intensikasi pertanian merevolusi tambak. Pasalnya, hanya dikuasai oleh pemilik modal belaka. Setelah hutan dan tambak ini disepanjang pantai utara, mereka lari. “Kini daerah 'jajahan'nya beralih ke Kalimantan,” ujar Basuki.
Pengrusakan hutan mangrove, lanjut Basuki, sungguh membuat kehidupan sosial masyarakat berubah. Terbukti, urbanisasi menjadi-jadi, tenaga kerja produktif tidak lagi berada dipantai. Dampak ekologinya, juga sangat parah.
Yang lebih mengenaskan, air laut kini tumpah ke lahan pertanian. Sehingga tanaman bawang ataupun padi tidak bisa tumbuh subuh akibat airnya asin. “Kembali yang disengsarakan adalah rakyat,” ungkitnya.
Dia berharap, ada advokasi dari pemerintah (penegak hukum) di semua tingkatan, dari Desa hingga Provinsi. “Sebenarnya, menurut peraturan, sepanjang 200 meter dari bibir pantai harus ada hutan bakaunya (green ball). Tapi sayangnya sepanjang pantai dari Merak hingga Situbondo semua rusak,” pungkasnya. (was)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
3
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
6
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
Terkini
Lihat Semua