Santri versus Priyayi
Pada awalnya bangsa ini bersatu padu. Berbagai lapisan masyarakat, baik pedagang, priyayi, santri, petani bangsawan dan rohaniawan saling akrab. Meraka hidup alam sebuah kosmologi yang sama yaitu kosmologi Nusantara yang meletakkan mereka dalam posisi dan peran masing-masing yang bertugas memayu ayuning bawono (menjaga ketertiban dunia). Dengan cara itu kehidupan menjadi harmonis, sebab mereka dididik dalam satu sistem yang sama yaitu pesantren atau paguron.
Ternyata kehidupan yang komunal dan harmoni itu menyulitkan Belanda untuk menyeleundupkan agenda kolonialnya, maka mereka lalu dipecah belah. Caranya belanda mendidik para pemuda dalam sekolah Belanda yang kemudian menjadi ambtenaar (pegawai belanda). Priyayi ambtenar ini berbebeda dengan priyayi sebelumya ang dididik di pesantren, sehingga tidak berkonflik dengan santri. Tetapi priyayi ambtenaar ini dididik secara Belanda dan diajari membenci segala yang berbau pribumi dan agama yang merupakan karakter para santri.
Kamis, 8 November 2007 | 23:08 WIB