Kelompok Oposisi Melecehkan Konferensi Asia Afrika
Perilaku politik para politisi pada zaman Demokrasi Liberal pada 1950-an memang tak jauh berbeda dengan kelompok liberal saat ini. Mereka tidak memiliki batas mana yang pantas dikritik dan mana yang tidak. Semua yang dilakukan oleh pemerintah selalu disalahkan, tidak peduli yang dilaksanakan itu sebuah gagasan yang besar dan mulia. Terbukti, ketika Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dari PNI menyelenggarakan Konfrensi Asia Afrika (KAA), yang merupakan amanat dari negara-negara Dunia Ketiga yang sudah merdeka maupun masih terjajah, untuk bersama-sama menegakkan eksistensinya.
Perhelatan akbar itu didukung oleh negarawan besar seperti Soekarno, Jawaharlal Nehru, Uthan, Gamal Abdel Nasser, Nkrumah, termasuk Chou En Lai. Anehnya, gerakan politik pemebebasan itu dianggap oleh kelompok Masyumi dan PSI hanya sebagai bentuk megalomania Soekarno, sehingga dalam siaran medianya Masyumi menyebutnya sebagai Konferensi Apa-Apaan (KAA).
Selasa, 22 April 2008 | 04:42 WIB